<p>Batu Bara</p>
Korporasi

Laba TBS Energi (TOBA) Lompat 95,74 Persen Jadi Rp687,54 Miliar Sepanjang 2021

  • Emiten pertambangan batu bara PT TBS Energi Utama TBK (TOBA) membukukan pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang tahun 2021. Laba bersih perseroan tercatat melonjak 95,74% year-on-year/yoy menjadi US$48,08 juta, setara Rp687,54 miliar (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS).
Korporasi
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT TBS Energi Utama TBK (TOBA) membukukan pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang tahun 2021. Laba bersih perseroan tercatat melonjak 95,74% year-on-year/yoy menjadi US$48,08 juta, setara Rp687,54 miliar (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS).

Kenaikan yang terjadi pada laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan yang diraih. TOBA mencatatakan pendapatan sebesar Rp6,62 triliun sepanjang periode tahun 2021, realisasi tersebut terhitung naik  39,39% yoy dibandingkan pada periode di tahun sebelumnya sebesar Rp4,75 triliun.

Peningkatan pendapatan yang terjadi ditopang oleh meningkatnya penjualan batu bara perseroan. Sepanjang tahun 2021, penjualan batu bara mengalami peningkatan sebesar 102,5% yoy menjadi Rp5,66 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada periode di tahun sebelumnya sebesar Rp2,8 triliun.

Melonjaknya perolehan penjualan batu bara perseroan tersebut didorong oleh tren peningkatan harga komoditas batu bara yang terjadi di pasar internasional sepanjang tahun 2021. TOBA mencatatkan peningkatan penjualan batu bara dari sisi ekspor pada tahun 2021 sebesar 104,43% yoy menjadi Rp5,64 triliun.

Sementara dari segmen usaha lainnya, konstruksi berkontribusi sebesar Rp704,89 miliar, Ketenagalistrikan sebesar Rp179,75 miliar serta penjualan tandan buah segar (TBS) berkontribusi sebesar Rp66,2 miliar.

Adapun dari sisi arus kas, total kas dan setara kas yang tercatat hingga akhir periode 2021 sebesar Rp984,08 miliar, ditopang dari sisi operasi sebesar Rp312,13 milliar, investasi sebesar Rp628,11 miliar dan pendanaan sebesar negatif Rp315,11 miliar.