Laba Tumbuh 95,3% hingga Juni, Integra Indocabinet Optimis Meningkat pada Semester II-2021
- PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) mencatat laba tahunan sebesar Rp221,83 miliar pada semester pertama tahun 2021 atau naik sebesar 95,3% dari tahun lalu sebesar Rp113,59 miliar.
Korporasi
JAKARTA -- PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) mencatat laba tahunan jumbo, yaitu sebesar Rp221,83 miliar pada semester pertama tahun 2021. Pertumbuhan laba yang signifikan ini tercatat naik sebesar 95,3% dari tahun lalu sebesar Rp113,59 miliar.
Presiden Direktur Perseroan Halim Rusli mengatakan, peningkatan signifikan laba di masa pandemi COVID-19 didorong oleh tingginya permintaan ekspor furnitur dan komponen bangunan ke Amerika Serikat.
Kinerja penjualan yang kuat itu merupakan pencapaian baru bagi perusahaan. berbasis Sidoarjo, Jawa Timur Dia memperkirakan akan melihat pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi pada semester II-2021 karena lonjakan permintaan di segmen furnitur telah dimulai.
"Kinerja penjualan semester I-2021 menunjukkan prospek pertumbuhan potensial kami ke depan. Kami berharap melihat lonjakan permintaan di segmen furnitur dan pertumbuhan permintaan di segmen bangunan di semester II-2021 akan semakin mendorong pertumbuhan penjualan kami dengan akhir tahun 2021," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 30 Agustus 2021.
- Waskita Teken Kontrak Rp700 Miliar Garap Bendungan Mbay di NTT
- Pendapatan Turun, Laba Wijaya Karya Bangunan Berhasil Naik Tipis Jadi Rp100,9 Miliar
- Ini Deretan Harta Pasutri Bupati Probolinggo-Anggota DPR yang Terjaring OTT KPK
Dia menjelaskan, meskipun terjadi kemacetan dalam ketersediaan peti kemas dan ruang, penjualan ekspor perseroan tumbuh 114,5% secara tahunan karena permintaan yang kuat dari pasar AS dan peningkatan permintaan dari pasar Eropa.
Dia merinci, penjualan ke wilayah AS tumbuh 132,5% secara tahunan, sementara ke wilayah Eropa tumbuh 29,8% secara tahunan.
Secara keseluruhan, perusahaan membukukan penjualan bersih sebesar Rp2,1 triliun atau tumbuh 92,0% dari Rp1,11 triliun pada tahun 2020. Perseroan menerima pesanan penjualan sebesar Rp3,4 triliun.
Kontribusi penjualan yang lebih tinggi dari segmen komponen bangunan menyebabkan margin kotor menjadi 31,5%, sedikit menurun dari periode sebelumnya 32,0%. Sementara, margin bersih naik tipis menjadi 10,4% dari periode sebelumnya 10,2% meskipun beban penjualan lebih tinggi.
Pada periode Juni 2021, pendapatan Integra mencapai Rp526 miliar, tumbuh 106,9% secara tahunan dibandingkan dengan Rp254 miliar per Juni 2020.
Halim menambahkan, ada tiga faktor yang menyebabkan pertumbuhan penjualan yang kuat di wilayah AS, yaitu tarif perang dagang, bea masuk anti-dumping dan anti-subsidi terhadap produk furnitur dan komponen bangunan China.
Penerapan tarif perang dagang dan bea antidumping dan countervailing telah menyebabkan pembeli AS beralih dan mencari di luar China, terutama ke eksportir terbesar di industri tersebut.
Halim optimis bahwa pesanan penjualan yang kuat menunjukkan bahwa Integra diuntungkan dari peralihan pesanan AS dari China dan menunjukkan pembeli AS menunjukkan minat dan kepercayaan mereka pada kemampuan Integra sebagai produsen furnitur dan komponen bangunan terintegrasi vertikal terbesar di Indonesia.
"Kami percaya tren ini akan terus berlanjut dan memungkinkan Integra untuk mendapatkan lebih banyak pangsa pasar dengan mengambil alih China," ungkapnya.