PT Wismilak Inti Makmur Tbk
Korporasi

Laba Turun di Kuartal I-2024, Wismilak Inti Makmur (WIIM) Siapkan Jurus Genjot Produksi Rokok

  • PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) ingin menggenjot volume produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) serta meningkatkan kapasitas produksi filter atau Sigaret Putih Tangan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) telah menyusun rencana besar untuk melewati tahun ini dengan pencapaian gemilang. Sebab, laba dan penjualan kuartal I-2024 emiten rokok ini mengalami penyusutan. 

Berdasarkan laporan keuangannya, WIIM mencatat laba bersih sebesar Rp90,5 miliar sepanjang kuartal I-2024. Angka ini turun 18,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana laba bersihnya di level Rp110,8 miliar.

Selaras dengan laba bersih, Wismilak selama tiga bulan pertama tahun ini hanya mampu meraup penjualan neto senilai Rp1,07 triliun. Jumlahnya pun turun 10,2% secara tahunan dari penjualan pada tahun lalu sebesar Rp1,17 triiliun. 

Meskipun terjadi lonjakan penjualan Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebesar 55,21% menjadi Rp213,09 miliar dan Sigaret Putih Tangan (SPM) penjualan filter naik 36,24% menjadi Rp205,93 miliar, namun penurunan di segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih belum terimbangi.

Pasalnya, penjualan SKM emiten rokok yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur ini merosot 29,81% menjadi Rp608,91 miliar.  Padahal, pada tahun sebelumnya segmen ini mampu memberikan cuan senilai Rp867,57 miliar. 

Oleh sebab itu, Sekretaris Perusahaan WIIM Surjanto Yasaputera mengatakan perseroan ingin menggenjot volume produksi SKT serta meningkatkan kapasitas produksi filter atau Sigaret Putih Tangan (SPM).

Surjanto mengungkapkan bahwa pengembangan bisnis di kedua segmen tersebut adalah bagian dari proyeksi volume pertumbuhan yang diharapkan oleh WIIM pada tahun ini.

"Jadi, volume SKT kami harapkan bisa tumbuh 10-15% pada tahun dibanding tahun lalu. Begitu juga dengan volume bisinis filter kami karena kami sudah banyak melakukan ekspansi di produksi filter kami," ucap Surjanto dalam paparan publik perseroan secara daring pada Senin, 27 Mei 2024. 

Surjanto bilang target pertumbuhan penjualan SKT double digit tidak terlepas dari strategi WIIM untuk mengantisipasi lonjakan penjualan di toko dengan meningkatkan ketersediaan tembakau secara signifikan. 

“Perseroan juga tengah merekrut pelinting ulung untuk meningkatkan volume produksi SKT sebesar 10-15% sepanjang 2024,” ungkapnya. 

Di sisi pengembangan bisnis segmen filter, WIIM menambah mesin filter baru untuk memperkuat kapasitas produksi, yang memerlukan penambahan persediaan bahan baku produksi filter.

SKM Patuhi Threshold

Berkaitan dengan segmen SKM, kata dia, ada upaya penggantian mesin karena umur mesin SKM reguler yang hampir mencapai 30 tahun. Ini diharapkan akan meningkatkan produksi SKM. 

Dalam merealisasikannya, WIIM telah mengalokasikan Rp200 miliar untuk penggantian mesin SKM dan penambahan mesin filter dalam rencana belanja modal tahun ini. Sehingga target volume penjualan SKM tahun ini mampu menembus 2,7-2,8 miliar batang. 

Meskipun WIIM memiliki kapasitas produksi hingga 4 miliar batang untuk SKM, perusahaan tetap mematuhi ketentuan pemerintah untuk produsen rokok tier dua dengan batasan 3 miliar batang.

Surjanto menambahakn bahwa ke depannya, WIIM akan terus berupaya mencapai penjualan SKM hingga batas threshold 3 miliar batang tersebut. "Jadi, secara kapasitas produksi untuk SKM gak ada masalah," tuturnya. 

Dari lantai bursa, pada perdagangn Senin, 27 Mei 2024, saham WIIM terpantau melesat 1,28% ke level Rp1.185 per saham. Namun, pada periode berjalan tahun ini, saham Wismilak terpantau masih tertekan sebesar 33,24%.