<p>Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pemilik perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) / Facebook @SandiSUno</p>
Bursa Saham

Lagi Hot! Analisis Teknikal dan Fundamental Saham Saratoga (SRTG) milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno

  • Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno ini mengalami peningkatan tajam akhir-akhir ini. Dalam sepekan (18 – 22 Januari 2021), saham SRTG melonjak 2.350 poin atau 64.38% ke level Rp6.000 per lembar saham.

Bursa Saham

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno ini mengalami peningkatan tajam akhir-akhir ini. Dalam sepekan (18 – 22 Januari 2021), saham SRTG melonjak 2.350 poin atau 64.38% ke level Rp6.000 per lembar saham.

Bahkan, ditengah tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 22 Januari 2021, saham SRTG justru berkilau hingga auto reject atas alias ARA. Lantas apa yang mendasari peningkatan signifikan saham perusahaan milik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Menparekraf) tersebut?

CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto menjelaskan, Saratoga sendiri merupakan perusahaan investasi yang sangat prospektif. Pasalnya, anak perusahaan Saratoga bergerak di berbagai macam sektor.

Sebagai holding, Saratoga setidaknya merambah 14 sektor melalui sejumlah anak usahanya. Di antaranya, sektor pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, sumber daya alam, energi, konstruksi, transportasi, kendaraan, jasa keuangan, barang konsumsi, jasa pendukung telekomunikasi, serta jasa.

Secara analisis teknikal, Fendy mengungkapkan bahwa saham SRTG memiliki potensi kenaikan ataupun apresiasi harga yang tinggi sejak akhir September 2020, Pada waktu itu, katanya saham SRTG secara mingguan menunjukkan strong up trend setelah berhasil menembuh down trend.

“Sehingga sampai hari ini pun kenaikannya luar biasa. Dari level Rp2.900 hingga mencapai Rp6.000. Jadi kenaikannya tembus 100 persen dalam kurun waktu belum satu tahun,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Senin 24 Januari 2021.

Sementara itu, lanjut Fendy berdasarkan pergerakan harian dengan menggunakan trading system green buy, saham SRTG juga mulai mengalami peningkatan harga yang signifikan pada akhir Desember 2020.

“Jadi secara teknikal, baik weekly maupun medium mengalami posisi penguatan. Sehingga tidak heran, akhir pekan kemarin, harga [saham SRTG] mengalami peningkatan ke level Rp6.000,” tambahnya.

Fendi Susiyanto host di program Podcast OmFin Channel (Omongan Investasi dan Financial) /dok TrenAsia
Fundamental Saratoga

Secara fundamental, pria yang akrab disapa OmFin ini menyampaikan bahwa kapitalisasi pasar SRTG sebesar Rp16,27 triliun dengan ekuitas yang kuat, yakni Rp23,77 triliun. Sedangkan, laba per saham (earning per share/EPS) SRTG sebesar Rp589 dengan price earning ratio (PER) 10,18 kali.

“Jadi kalau OmFin liat, masih under value kalau dari segi PER,” jelas host Podcast OmFin Channel di TrenAsia.com itu.

Lebih lanjut, book value (BV) sebesar Rp8.763 dengan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (price to book value/PBV) 0,68 kali. Di sisi lain, rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) Saratoga 0,15 kali atau 15%.

Dari segi aset, sambung OmFin, return on assets (ROA) perusahaan sebesar 5,84% dan return on equity (ROE) 6,72%. Lalu, node package manage (NPM) tembus 104,44% dengan rasio marjin laba operasi alias operating profit margin (OPM) sekitar 87,55%.

Dengan fundamental seperti itu, OmFin mengkalkulasikan secara sederhana dari rata-rata PBV perusahaan investasi yakni 1,2 kali, maka wajar jika dihargai Rp10.515. Maka dengan harga saham SRTG hari ini, masih terhitung murah atau under value.

Sedangkan jika dilihat dari PER, ia bilang bahwa kewajaran perusahaan investasi adalah 12 kali. Dengan begitu, saham SRTG masih memilik potensi menuju ke level Rp7.068 per lembar saham.

“Dari dua pendekatan ini saja, tampaknya [harga saham SRTG] masih murah ya, Meskipun sudah naik tajam,” pungkasnya.

Logo PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) / Dok. Perseroan
Ada Potensi Koreksi

Kendati diprediksi bakal masih meningkat, namun OmFin mengingatkan ada potensi koreksi pada saham SRTG. Pasalnya, sebelumnya saham tersebut sudah sempat mengalami peningkatan tajam.

Apalagi, pada akhir penutupan perdagangan pekan lalu, saham SRTG diborong dan banyaknya investor yang antre membeli saham tersebut, hingga akhirnya auto reject atas (ARA).

“Kalau dilihat dari valuasi dan teknikal, masih prospektif. Hanya saja, jika tujuannya untuk trading, mesti berhati-hati karena khas pasar modal kita itu setelah mengalami peningkatan tajam, potensi anjloknya tinggi karena adanya profit taking, terutama bagi yang berorientasi jangka pendek,” pungkasnya. (SKO)