Industri

Laju Kredit UMKM di Jatim Diprediksi Tumbuh Positif di Kuartal III-2021

  • Laju kredit perbankan di Jawa Timur khususnya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur diprediksi tumbuh positif tahun ini kendati pandemi COVID-19 masih menghantui perekonomian kuartal III-2021.
Industri
Fachrizal

Fachrizal

Author

JAKARTA -Pandemi COVID-19 masih menghantui perekonomian kuartal III-2021. Meski begitu,  Laju kredit perbankan di Jawa Timur khususnya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur diprediksi tumbuh positif tahun ini. 

Menurut Kepala Deputi Bank Indonesia Jawa Timur, Harmanta, ia mengatakan kredit perbankan secara umum sampai kuartal I/2021 masih negatif, dan pada kuartal II-2021 bisa tumbuh namun sangat tipis yakni di level 0%.

Meski begitu, ada sektor-sektor seperti UMKM dan pertanian yang sudah mulai kembali pulih, sehingga laju kredit diprediksi dapat tumbuh positif di kuartal III-2021.

“Namun ada sektor-sektor tertentu yang tumbuhnya lumayan, seperti UMKM dan pertanian yang sudah mulai tumbuh positif. Sebagai contoh perbankan yang berbasis pertanian dan UMKM seperti BRI dan Bank Jatim yang kinerja kreditnya sudah cukup bagus, tetapi untuk kredit korporasi masih tertahan,” ungkap Harmanta, Senin 9 Agustus 2021.

Di sektor lain, kredit konsumsi hingga kuartal II-2021 juga sangat baik karena didorong oleh stimulus pajak yang diberikan pemerintah sejak Maret 2021 seperti pembebasan PPN untuk kredit perumahan dan PPnBM untuk kredit kendaraan bermotor.

Harmanta menambahkan meski terdapat pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level, pertumbuhan sektor kredit tahun ini diyakini cukup bagus. Sehingga ia optimis akan terjadinya pertumbuhan laju kredit perbankan pada kuartal III-2021.

Menurutnya, masih ada faktor lain yang mendukung pergerakan ekonomi seperti gencarnya pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19 guna mencapai herd immunity.

“Vaksin terus digencarkan, kasus COVID-19 juga mulai terkendali, dan masyarakat mulai bergerak. Ini salah satu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita ke depan,” imbuhnya.

Berdasarkan data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim per Mei 2021, pertumbuhan kredit UMKM pada kuartal I/2021 melambat yakni tumbuh -1,40% secara year-on-year (YoY), melambat dibandingkan dengan kuartal/IV 2020 yang tumbuh -0,23% (YoY).

Hal ini disebabkan oleh perlambatan kredit investasi maupun kredit modal kerja (KMK) UMKM lantaran masyarakat masih cenderung membatasi aktivitas ekonominya sebagai dampak pandemi COVID-19 dan PPKM.

Meskipun begitu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim terus mengalami peningkatan pada kuartal I/2021 mencapai 29,03% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 28,89%.

Proporsi kredit UMKM tersebut lebih tinggi dari target sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/12/ PBI/2012 dan telah diubah pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/12/PBI/2015. Kebijakan tersebut mengatur bahwa pada 2017 target proporsi kredit UMKM perbankan adalah 15% dan minimal 20% pada 2018.

“Jatim kemudian mampu mencapai target tersebut dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak 2013. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim dan perbankan untuk bersinergi mendorong peranan UMKM dalam perekonomian Jatim,” ujar Harmanta.

 PEMANFAATAN EKOSISTEM DIGITAL

Dalam perkembangan lain, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terus mendorong pelaku UMKM untuk masuk dan mengoptimalkan potensi pasar melalui ekosistem digital.

Menurut Khofifah, dalam memasarkan produk UMKM saat ini tidak cukup hanya mengandalkan pasar tradisional atau penjualan offline, tetapi UMKM sudah saatnya naik kelas dengan memanfaatkan teknologi agar bisa merambah pasar lebih luas.

“Salah satu cara agar bisa terus survive di tengah Pandemi COVID-19 ini adalah go digital. Dengan transformasi ke digital ini maka pelaku usaha dan pembeli bisa lebih mudah dalam bertransaksi barang atau jasa bahkan bisa menjangkau pasar lebih luas ke berbagai wilayah,” katanya, Senin, 9 Agustus 2021.

Pengembangan pasar UMKM melalui marketplace ini juga sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yakni agar masyarakat mudah memperoleh produk lokal.