Langgar Aturan Finansial, Manchester City Terancam Degradasi & Kehilangan Gelar
- Manchester City terancam terlempar dari Liga Premier Inggris setelah diduga banyak melanggar aturan financial fair play (FFP).
Nasional
MANCHESTER — Manchester City terancam terlempar dari Liga Premier Inggris setelah diduga banyak melanggar aturan financial fair play (FFP). Sejumlah sumber melansir The Citizens melakukan lebih dari 100 pelanggaran yang ditemukan selama penyelidikan empat tahun terakhir.
Dilansir dari Mirror, Selasa, 7 Februari 2023, City melakukan pelanggaran pada sembilan musim berbeda dimulai sejak 2009/2010. Saat ini komisi independen tengah melalukan penyelidikan lebih lanjut terhadap Manchester Biru. Jika terbukti melanggar FFP, juara bertahan Liga Premier itu bisa diganjar berbagai hukuman termasuk degradasi dari kasta tertinggi.
Selain itu, City bisa mendapat penguranga poin, larangan transfer hingga pencabutan gelar yang diraih dalam periode pelanggaran. Liga Premier dalam pernyataan resminya menyatakan ada banyak pelanggaran berulang yang dilakukan City terkait FFP.
“Sesuai dengan Aturan Premier League W.82.1, Liga Premier mengonfirmasi bahwa hari ini telah merujuk sejumlah dugaan pelanggaran Peraturan Liga Premier oleh Klub Sepak Bola Manchester City ke Komisi,” demikian pernyataan Liga Premier.
- Pertumbuhan Nonfarm Payroll AS di Atas Perkiraan, Kripto Bitcoin dkk Ambruk
- Apakah Pembiayaan untuk Sektor Batu Bara Akan Berhenti demi Transisi EBT? Begini Kata OJK
- MKBD jadi Momok, Satu Sekuritas Lagi Kena Suspensi BEI
Investigasi terhadap City dimulai ketika media Jerman, Der Spiegel, melaporkan dokumen terkait aktivitas finansial klub tersebut pada Maret 2019. Laporan tersebut membuat UEFA menghukum City absen dua musim dari Liga Champions karena klub dinilai melebih-lebihkan pendapatan sponsor medio 2012-2016.
Namun hukuman tersebut akhirnya dicabut usai klub mengajukan banding ke CAS. Denda untuk City juga berkurang dari 30 juta euro menjadi 10 juta euro. City pun kala itu sempat menuduh Liga Premier berupaya merusak reputasi klub secara jelas dan terorganisasi.