Langgar Financial Fair Play, Juventus Didepak dari Kompetisi Eropa Musim Depan
- Juventus telah menerima kesepakatan didepak dari UEFA Conference League musim depan agar tidak terkena sanksi yang membuat mereka gagal bermain di Liga Champions musim berikutnya.
Olahraga
JAKARTA—Juventus batal berpartisipasi di UEFA Conference League musim depan. Klub disebut telah sepakat dengan UEFA untuk mendapatkan sanksi dikeluarkan dari kompetisi Eropa. Sanksi tersebut merupakan dampak pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang dilakukann Bianconeri.
Dilansir dari Marca, Senin 10 Juli 2023, Juventus telah menerima kesepakatan didepak dari UEFA Conference League musim depan agar tidak terkena sanksi yang membuat mereka gagal bermain di Liga Champions musim berikutnya. Diketahui, Juventus telah mendapatkan pengurangan 10 poin di Serie-A musim lalu karena pelanggaran FFP.
Keputusan tersebut digedok Pengadilan Banding Federal menyusul pengungkapan kasus capital gain atau yang dikenal sebagai Skandal Plusvalenza. Si Nyonya Tua dinyatakan bersalah karena menaikkan biaya transfer secara tidak alami untuk meningkatkan perolehan modal.
- 5 Cara Menghemat Paket Internet Saat Gunakan Ponsel Android
- 5 Langkah Cerdas Memanfaatkan Gap Year Sebelum Kuliah Agar Keuangan Terjamin
- Cara Membuat Akun Threads Instagram yang Sedang Digandrungi
Hal tersebut membuat Juventus dianggap mempunyai aset yang jauh lebih besar daripada yang mereka miliki. Pengurangan 10 poin membuat Juve terdampar di peringkat ketujuh kompetisi musim lalu, yang membuat mereka terkualifikasi di UEFA Conference League.
Namun kesepakatan terbaru membuat Juventus dikeluarkan dari kompetisi Eropa musim depan. Fiorentina yang finis di posisi delapan berpotensi menggantikan Bianconeri untuk tampil di kompetisi kasta ketiga Eropa tersebut.
Sebagai informasi, Plusvalenza dalam kasus Juventus adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan pemain dari atau ke klub. Misal Juventus membeli pemain senilai 50 juta euro dengan kontrak lima tahun. Klub kemudian akan mengamortisasi biaya hak pendaftaran pemain selama durasi kontrak.
Penggelembungan Aset
Dalam kasus ini, nilai amortisasi atau penyusutan sang pemain adalah 10 juta euro per tahun, hasil dari nilai kontrak dibagi durasi kontrak. Sehingga apabila Juventus menjual pemain tersebut setelah tiga tahun sebesar 30 juta euro, klub bakal mendapatkan keuntungan modal senilai 10 juta euro atas hak pendaftarannya. Angka itu didapat dari 30 juta euro dikurangi 20 juta euro dalam nilai yang diamortisasi.
Penggelembungan nilai aset dilakukan agar klub terlihat mendapat untung dari transfer pemain tertentu. Tekanan untuk menyeimbangkan neraca klub memang besar setelah munculnya aturan FFP yang ditetapkan UEFA sejak lebih dari satu dekade. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menemukan sejumlah bukti untuk menjerat Juventus atas skandal Plusvalenza.
Hal itu termasuk pertukaran pemain plus uang yang melibatkan Arthur Melo dan Miralem Pjanic ke Barcelona. FIGC telah menyelidiki 62 transfer yang mencurigakan, 42 di antaranya terkait Juventus. Otoritas di Italia curiga juga curiga ketika Juventus mengklaim menghemat 90 juta euro atau setara dengan Rp1,5 triliun berkat pengurangan gaji pada 2020 akibat Covid-19.