pangkalan yokusuka.jpg
Dunia

Langkah Besar, AS Tingkatkan Komando Militer di Jepang

  • Langkah ini akan menjadi perubahan paling signifikan bagi Pasukan Amerika di Jepang sejak pembentukannya. Dan salah satu peningkatan terkuat dalam hubungan militer Amerika dengan Jepang dalam 70 tahun,

Dunia

Amirudin Zuhri

TOKYO- Amerika Serikat mengumumkan rencana perombakan besar-besaran komando militernya di Jepang. Sebuah langkah yang  jelas untuk menantang China.

Pengumuman tersebut menyusul pembicaraan keamanan 2+2 di Tokyo antara diplomat tinggi kedua negara yang berlangsung Minggu 28 Juli 2024. Mereka adalah Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Sementara dari Jepang diwakili Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa dan Menteri pertahanan Minoru Kihara. 

Austin mengatakan langkah ini akan menjadi perubahan paling signifikan bagi Pasukan Amerika di Jepang sejak pembentukannya. “Dan salah satu peningkatan terkuat dalam hubungan militer Amerika dengan Jepang dalam 70 tahun,” katanya dikutip Reuters Senin 29 Juli 2024.  Para 

menteri mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa struktur komando baru akan dilaksanakan secara parallel. Dengan rencana Tokyo sendiri untuk membentuk komando gabungan bagi pasukannya pada Maret 2025.

Perombakan tersebut merupakan salah satu dari beberapa langkah yang diambil untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai lingkungan keamanan yang terus berkembang. Terutama ancaman dari China. Pernyataan tersebut mengkritik apa yang disebutnya sebagai perilaku provokatif Beijing di Laut Cina Selatan dan Timur. Selain itu latihan militer bersama dengan Rusia, dan perluasan cepat persenjataan nuklirnya.

"Kebijakan luar negeri Beijing berupaya membentuk kembali tatanan internasional demi keuntungannya sendiri dengan mengorbankan pihak lain," kata para menteri dalam pernyataan mereka.

"Perilaku seperti itu merupakan perhatian serius bagi Aliansi dan seluruh komunitas internasional serta merupakan tantangan strategis terbesar di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya". Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar. 

Namun Austin mengatakan kepada wartawan bahwa peningkatan komando itu tidak didasarkan pada ancaman apa pun dari China, tetapi mencerminkan keinginan sekutu untuk bekerja lebih erat dan efektif.

Jepang menyediakan pangkalan bagi Amerika untuk memproyeksikan kekuatan militer di Asia. Negara ini  menampung 54.000 tentara Amerika, ratusan pesawat Amerika, dan satu-satunya kelompok tempur kapal induk yang dikerahkan Washington.

Kekuatan militer China yang semakin besar. Dan  Korea Utara yang bersenjata nuklir semakin aktif melakukan uji rudalnya. Hal ini mendorong Jepang dalam beberapa tahun terakhir telah bergeser secara dramatis dari pasifisme pascaperang selama beberapa dekade. Pada tahun 2022 Jepang meluncurkan rencana untuk menggandakan pengeluaran pertahanan menjadi 2% dari produk domestik bruto.

Seorang pejabat Amerika mengatakan Komando Amerika yang baru di Jepang akan dipimpin oleh seorang jenderal bintang tiga. Namun namun Austin mengatakan Amerika tidak akan mengesampingkan kemungkinan menunjuk seorang komandan bintang empat ke Jepang di masa mendatang. Ini  seperti yang telah dilakukan di negara tetangga Korea Selatan.

Payung Nuklir

Untuk pertama kalinya, para menteri juga membahas pencegahan yang diperluas. Istilah  yang digunakan untuk menggambarkan komitmen Amerika untuk menggunakan kekuatan nuklirnya guna mencegah serangan terhadap sekutu.

Ini adalah topik yang sensitif di Jepang yang telah mendorong nonproliferasi senjata nuklir. Jepang juga  merupakan satu-satunya negara yang pernah mengalami serangan bom atom.

Menurut pernyataan resmi yang kurang rinci, kedua negara membahas penguatan pencegahan yang diperluas untuk meningkatkan stabilitas regional dan mencegah pecahnya konflik.

"Di tengah ancaman nuklir yang semakin parah di sekitar Jepang, penting untuk lebih memperkuat pencegahan yang diperluas. Saya menyambut baik diskusi yang terus mendalam tentang masalah ini," kata Kamikawa dari Jepang kepada wartawan di awal pembicaraan.

Para sekutu juga menyatakan kekhawatiran yang mendalam tentang pengadaan rudal balistik Rusia dari Korea Utara untuk membantu perangnya di Ukraina. Dan potensi Moskow untuk mentransfer senjata pemusnah massal atau teknologi terkait rudal ke Pyongyang.

Korea Utara telah berjanji untuk menghancurkan sepenuhnya musuh-musuhnya jika terjadi perang. Hal itu dilaporkan media pemerintah Korea Utara KCNA pada hari Minggu.

Kerja Sama Trilateral

Austin dan Kihara juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik. Mereka  menandatangani perjanjian untuk melembagakan kerja sama trilateral. Kerja sama  melalui upaya-upaya seperti berbagi data peringatan rudal Korea Utara secara langsung serta latihan militer bersama.

Pemerintahan Joe Biden telah mendorong kerja sama yang lebih erat antara Tokyo dan Seoul. Kedua negara memiliki hubungannya tegang sejak pendudukan Jepang di Korea tahun 1910-1945.

"Memorandum ini memperkuat kerja sama antara Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan, menjadikan kemitraan kita tak tergoyahkan, tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah," kata Kihara dari Jepang kepada wartawan setelah pertemuan trilateral tersebut.

Washington juga ingin memanfaatkan industri Jepang. Hal ini untuk membantu meredakan tekanan pada pembuat senjata Amerika yang tertekan oleh permintaan yang ditimbulkan oleh konflik di Ukraina dan Timur Tengah.

Tokyo dan Washington tengah mengupayakan berbagai kolaborasi di bidang ini. Termasuk memajukan upaya produksi bersama rudal serta membangun ketahanan rantai pasokan dan memfasilitasi perbaikan kapal dan pesawat.

Namun, satu proyek utama  untuk menggunakan pabrik-pabrik Jepang guna meningkatkan produksi rudal pertahanan udara Patriot  tertunda. Hal ini karena kekurangan komponen penting yang diproduksi oleh Boeing.

Setelah meninggalkan Tokyo, Blinken dan Austin akan mengadakan pembicaraan keamanan dengan sekutu Asia lainnya, Filipina. Blinken bertemu dengan mitranya dari China Wang Yi di Laos pada hari Sabtu dan mengulangi bahwa Washington dan mitranya ingin mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.