<p>Gubernur DKI Jakarta dalam sambutannya di acara Topping Off (tutup atap) Jakarta International Stadium. (Foto: Wika Gedung)</p>
Korporasi

Laris Diburu Investor Asing, Seberapa Jauh Saham WIKA Melaju?

  • Pada kuartal II-2024, WIKA berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp1,5 triliun, berbanding terbalik dengan kerugian sebesar Rp1,1 triliun pada kuartal sebelumnya.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sukses mengalami lonjakan hingga 137,56% dalam periode satu bulan terakhir. Penguatan tersebut menjadi yang paling tinggi diantara saham emiten konstruksi plat merah lainnya. 

Pada penutupan sesi I perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WIKA melesat 78 poin atau 20%, mencapai level Rp468. Pencapaian ini berarti saham WIKA telah mengalami kenaikan dari Rp197 pada penutupan perdagangan, Senin 5 Agustus 2024.

Kenaikan tajam ini juga terlihat pada perdagangan Jumat, 30 Agustus 2024, di mana saham WIKA tiba-tiba melonjak 16,07% ke Rp390. Total volume transaksi mencapai 558,31 juta saham dengan frekuensi 15.842 kali dan nilai transaksi sebesar Rp206,67 miliar.

Investor asing pun turut aktif memborong saham WIKA dengan mencatatkan net buy sebesar Rp61,2 miliar pada hari itu. Seiring dengan penguatan ini, Mandiri Sekuritas menetapkan target harga Rp580 per saham untuk saham WIKA.

Mandiri Sekuritas mengatakan target saham yang tinggi WIKA dalam satu tahun ke depan ini didukung oleh kinerja impresif perseroan pada kuartal II-2024. Di sisi lain, perseroan juga tengah melakukan percepatan proses restrukturisasi utang.

Pada kuartal II-2024, WIKA berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp1,5 triliun, berbanding terbalik dengan kerugian sebesar Rp1,1 triliun pada kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan, laba bersih WIKA pada semester I-2024 mencapai Rp401 miliar, jauh lebih baik dibandingkan rugi Rp2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Laba di atas proyeksi ini terutama disebabkan oleh noncash gain dari restrukturisasi utang bank sebesar Rp20,8 triliun, yang memberikan one-off gain senilai Rp3,9 triliun. Namun, jika item ini dikeluarkan, WIKA masih mengalami kerugian sebesar Rp2,4 triliun pada kuartal II-2024 dan Rp3,5 triliun pada semester I-2024.

 Kerugian ini terutama disebabkan oleh kerugian divestasi perusahaan patungan sebesar Rp604 miliar pada kuartal II-2024, serta kenaikan beban bunga sebesar 72,4% secara tahunan menjadi Rp1,1 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, menyatakan bahwa proses penyehatan kondisi keuangan perusahaan saat ini berjalan sesuai rencana, meskipun masih memerlukan waktu untuk mencapai stabilitas. WIKA, sebagai korporasi yang berorientasi pada keuntungan sekaligus agent of development, perlu menyeimbangkan kedua fungsi tersebut.

WIKA juga berencana untuk membayar utang sebesar Rp896 miliar sesuai dengan tanggal jatuh tempo pada 8 September 2024, dan hingga kini tetap membayar bunga obligasi dan sukuk tepat waktu. Terakhir, WIKA telah membayar bunga obligasi dan sukuk PUB I tahap I tahun 2021 sebesar Rp42,8 miliar.