Layanan Home Service Prodia Naik 154,8 Persen pada Kuartal III-2021
- PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat peningkatan layanan home service hingga 154,8% dari Januari-September 2021.
Industri
JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat peningkatan layanan home service hingga 154,8% dari Januari-September 2021.
Selain itu, pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile juga mengalami kenaikan sebesar 822,2% menjadi 58.783. Kemudian jumlah pelanggan baru pada periode ini juga bertambah sebanyak 979.000 orang.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menyebut, pihaknya telah meluncurkan pemeriksaan genomik diantaranya Leukemia Phenotyping untuk mendeteksi tipe kanker darah pada pasien leukemia akut dan NEUROgenomics untuk mengidentifikasi kerentanan genetik.
- LCGP, JKSW, dan TRIL Terancam Ditendang dari Bursa Setelah 2 Tahun Disuspensi
- Indonesia Financial Group (IFG) Tempatkan Dana Jumbo Rp60 Triliun di Bank BUMN
- Tambah Modal Kerja, Wijaya Karya (WIKA) Dapat Pinjaman Rp1 Triliun dari BTN
“Seseorang yang rentan terhadap penyakit gangguan saraf seperti Alzheimer, skizofrenia, dan stroke dapat dideteksi melalui pemeriksaan ini” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu, 3 November 2021.
Dewi menambahkan, fokus strategi Prodia sejak awal adalah mengembangkan tes pemeriksaan khusus dan terbaru sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
Prodia, lanjutnya, memperluas layanan pemeriksaan kesehatan yang bersifat preventif untuk mempromosikan paradigma sehat kepada masyarakat.
Diketahui, pada periode ini Prodia berhasil meraih pertumbuhan laba hingga 318% year-on-year (yoy) per kuartal III-2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang sembilan bulan pertama 2021 Prodia berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp511 miliar. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp122,2 miliar.
Selain itu, pendapatan Prodia juga naik 65,8% yoy menjadi Rp1,99 triliun, dari sebelumnya Rp1,2 triliun per kuartal III-2020. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan laboraturium yang mencapai Rp1,85 triliun. Sementara itu, pendapatan nonlaboraturium dan klinik masing-masing menyumbang Rp147 miliar dan Rp17,8 miliar.
Dari sisi arus kas, Prodia berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 591,73 miliar atau meningkat 119,17% dibandingkan periode yang sama 2020.
“Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini terutamanya disebabkan oleh penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1,98 triliun,” tambah Dewi.
Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp679,21 miliar, ia yakin Prodia bakal memiliki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis.
Pada periode ini, Prodia mencatat total liabilitas sebesar Rp470,9 miliar, naik tipis 6,13% year-to-date (ytd) dari Rp443,7 miliar per Desember 2020. Total ekuitas juga lebih tinggi, yakni Rp2,14 triliun dari sebelumnya Rp1,78 triliun per akhir tahun lalu.
Kemudian, per akhir September 2021 Prodia memiliki kas dan setara kas sebesar Rp679,2 miliar. Kas ini naik 86% ytd dari Rp364,9 miliar per akhir 2020. Untuk margin laba bersih dan margin EBITDA masing-masing mengalami peningkatan menjadi sebesar 61,9% dan 37,4%.
Prodia juga mencatatkan rasio lancar sebesar 736,1% dan rasio cepat sebesar 709,1%. Adapun total aset Prodia naik menjadi Rp2,61 triliun, dari akhir 2020 yang sebesar Rp2,23 triliun.