Lebih Berat, IMF Prediksi Ekonomi RI Minus 1,5 Persen Tahun Ini
JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi kinerja ekonomi Indonesia tahun ini dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober menjadi minus 1,5% dari sebelumnya minus 0,3% pada laporan WEO Juni 2020. Makin dalamnya perekonomian negara berkembang tercermin dari eskalasi penularan virus yang masih tinggi saat ini. Menurut IMF, di antara negara berkembang lain, hanya China […]
Industri
JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi kinerja ekonomi Indonesia tahun ini dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober menjadi minus 1,5% dari sebelumnya minus 0,3% pada laporan WEO Juni 2020.
Makin dalamnya perekonomian negara berkembang tercermin dari eskalasi penularan virus yang masih tinggi saat ini. Menurut IMF, di antara negara berkembang lain, hanya China yang ekonominya akan pulih tahun ini.
Beberapa indikator yang digunakan IMF untuk menghitung proyeksi antara lain tingkat penularan pandemi COVID-19, kesiapan sektor kesehatan menangani virus. Kemudian perkembangan sektor yang terdampak pandemi, dan tingkat ketergantungan pembiayaan eksternal.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Semua negara berkembang masih akan kontraksi tahun ini, termasuk negara berkembang dengan ekonomi besar seperti India dan Indonesia,” tulis IMF dalam laporan WEO, dikutip Rabu, 14 Oktober 2020.
Harapan Tumbuh Tahun Depan
Meski tahun ini masih kelabu bagi perekonomian, IMF terbilang sangat optimistis dengan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal menyentuh 6,1% pada 2021. Setelah itu IMF memprediksi ekonomi akan kembali ke tren awal yakni di kisaran 5,1% pada 2025.
Di antara lima negara di ASEAN, proyeksi kontraksi Indonesia terbilang berada di level moderat. IMF memperkirakan tahun ini Malaysia berada di level minus 2% dan 7,8% pada 2021, lalu Thailand minus 7,1% dan naik ke 4% pada 2021.
Sementara Filipina lebih dalam lagi di kisaran minus 8,3% tahun ini dan naik ke 7,4% tahun depan. Terakhir, satu-satunya yang positif adalah Vietnam di mana tahun ini diprediksi positif 1,6% dan tumbuh 6,7% pada 2021.
Secara global, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi terkontraksi 4,4% pada 2020. Kontraksi itu lebih baik dibanding prediksi IMF sebelumnya, yakni minus 4,9% WEO Juni 2020.
Tahun depan, pertumbuhan global diproyeksikan kembali positif di level 5,2%, sedikit lebih rendah dari proyeksi pada Juni lalu. Meski terkoreksi, penurunan prediksi ini masih tergolong dalam kontraksi yang moderat.
Setelah pulih pada 2021, pertumbuhan global diperkirakan akan melambat secara bertahap menjadi sekitar 3,5% dalam jangka menengah. IMF mengkalkulasi kerugian kumulatif dari output diproyeksikan tumbuh dari Rp11 triliun selama 2020–2021 menjadi Rp28 triliun selama 2020–2025.