<p>Hypermart adalah salah satu produk ritel milik PT Matahari Putra Prima Tbk. / Facebook @Hypermart-Tanjung-Pinang-City-Center-652877128194713</p>
Dunia

Lebih Dari 50.000 Usaha Retail AS Diprediksi Tutup 5 Tahun ke Depan

  • Jumlah peritel AS yang akan tutup diprediksi meningkat dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

NEW YORK - Jumlah peritel Amerika Serikst (AS) yang akan tutup diprediksi meningkat dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Menurut hasil riset oleh Equity Research Analyst UBS Michael Lasser, sebanyak 50.000 lebih  toko kemungkinan akan tutup akibat kenaikan biaya operasional dan proporsi penjualan ecommerce yang lebih tinggi untuk bisnis. 

Mengutip Insider Rabu, 12 April 2023, penurunan terbesar diperkirakan datang dari peritel khusus. Penutupan toko diprediksi akan didominasi oleh toko pakaian dan barang elektronik dengan proyeksi hampir setengah dari total penutupan yang diperkirakan. Kemudian, toko bangunan dan suku cadang mobil akan tetap ada dan relatif tak mengalami perubahan.

UBS menambahkan, proyeksi tutupnya jumlah peritel mewakili pengurangan 5% dari hitungan saat ini sekitar 940.000 toko di seluruh AS. Hal tersebut  juga akan membuka potensi belanja konsumen senilai US$285 miliar untuk bersaing dengan toko-toko yang bertahan.

Pengecer besar seperti Walmart diprediksi akan melakukan persiapan untuk menang besar dalam skenario ini. Sementara rantai yang lebih kecil dan pengecer independen kemungkinan akan melanjutkan penurunan jumlah toko mereka selama bertahun-tahun. 

Catatan lain, dalam beberapa  dekade terakhir, peritel besar disebut telah menambahkan 17.000 toko, sementara yang lebih kecil telah menutup 40.000 lokasi.

Pada badai ritel yang terjadi di AS, perusahaan yang bergerak pada skala yang lebih besar disebut memiliki posisi yang lebih baik untuk bertahan. Mereka akan menyerap dampak kenaikan sewa, tenaga kerja, dan biaya lainnya, serta memperoleh keuntungan dari investasi besar dalam memenuhi pesanan digital dengan cara yang tidak dapat diimbangi oleh perusahaan kecil.

UBS menambahkan, penjualan e-commerce diproyeksikan meningkat menjadi 26% dari total penjualan ritel pada tahun 2028. Angka ini naik dari perkiraan saat ini sebesar 20%. 

UBS memperkirakan hampir satu dari empat transaksi digital kemungkinan akan dipenuhi dengan opsi pengiriman dari toko atau penjemputan.

Pada tahun-tahun mendatang, jika pertumbuhan penjualan ritel turun kurang dari 4% per tahun atau setara rata-rata historis jangka panjang , UBS menperkirakan jumlah penutupan bisa mencapai 70.000 atau lebih. Sebaliknya, pertumbuhan penjualan yang lebih kuat akan membuat lebih banyak toko buka.