Lebih Murah Dari Blue Origin, Startup Jepang Tawarkan Wisata Luar Angkasa Dengan Kapsul Helium
- Startup asal Jepang, Iwaya Diken merilis kapsul terbang berbahan bakar helium. Tak sekadar terbang, balon ini menawarkan perjalanan wisata ke luar angkasa.
Tekno
TOKYO- Startup asal Jepang, Iwaya Diken merilis kapsul terbang berbahan bakar helium. Tak sekadar terbang, balon ini menawarkan perjalanan wisata ke luar angkasa layaknya Blue Origin milik Jeff Bezos.
Mengutip Insider Jumat, 24 Februari 2023, kasul ini diklaim bisa terbang hingga 15 mil di langit dan menawarkan pemandangan luar angkasa.
Prototype kapsul tersebut dipamerkan di sebuah konferensi pers di Tokyo. Menurut CEO Iwaya Giken, Keisuke Iwaya mengatakan kapsul balon ini rencananya bakal rilis ke masyarakat pada akhir tahun ini.
Untuk menaiki kapsul iwaya Giken juga terbilang lebih murah dibanding Blue Origin milik Jeff Bezos. Jika sang pentolan Amazon membanderol perjalanan sebesar US$200.000 per perjalanan, Iwaya Giken hanya memberi harga US$180.000.
Ke depannya, Iwaya mengatakan akan berusaha membuat harga penerbangan bisa lebih murah.
Kapsul helium ini diuji coba di pelabuhan balon di Hokkaido. Saat pengujian, pesawat ruang angkasa akan naik selama dua jam, melayang di atas bumi selama satu jam lagi, dan menyelesaikan penurunan selama satu jam untuk kembali ke bumi.
Kejar Ketertinggalan Jepang
Penciptaan kapsul bertenaga helium bermula dari kecintaan Keisuke Iwaya terhadap sains, terutama yang bertema luar angkasa. Sejak kecil, ia terinspirasi oleh tokoh Dr. Emmet Brown dari film Back to the Future.
Pada saat menjadi mahasiswa, Iwaya mengembangkan dan berhasil meluncurkan balon dengan kamera yang terpasang padanya. Balon tersebut mengambil foto bumi dari ketinggian 18 mil.
Sejak itu, dia telah melakukan setidaknya 80 peluncuran serupa dan telah melisensikan fotografi luar angkasa untuk bisnis.
Cita-cita Iwaya tak berhenti sampai di situ. Saat ini, Iwaya ingin membawa penjelajahan luar angkasa ke level selanjutnya. Dia mengatakan tujuannya adalah membuat perjalanan ruang angkasa komersial yang saat ini bisa bernilai jutaan dolar lebih mudah diakses.
Selain itu, proyek kapsul helium ini juga merupakan upaya program luar angkasa Jepang mengejar ketertinggalan dari program Amerika seperti SpaceX dan Blue Origin.
Pesawat ruang angkasa itu diproses sejak 2012. Bagiannya terdiri dari kabin kedap udara selebar 4,9 kaki dengan dua kursi yang terdiri dari kursi pilot dan penumpang.
Kapsul itu diangkat oleh balon bertenaga helium yang menurut perusahaan dapat naik hingga 15 mil ke langit yang merupakan bagian tengah stratosfer. Pada ketinggian itu penumpang akan dapat melihat lekukan bumi tanpa ada yang menghalangi pandangan.
Adapun kabil kapsul memiliki beberapa jendela besar bagi penumpang untuk mengamati ruang angkasa dari atas dan bumi dari bawah. Dibangun dengan plastik, kabin akan tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan udara.