Presiden Direktur Francis Lay Sioe Ho - Komisaris Independen Johanes Sutrisno - Direktur Keuangan Sudjono - Komisaris Independen Alfonso Napitupulu  dalam kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST&LB) tahun buku 2023 di Kantor Pusat BFI Finance,Tangerang Selatan 22 Mei 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
IKNB

Lebih Selektif dalam Kucurkan Pembiayaan, Laba Bersih BFIN Turun 19 Persen

  • Dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BFIN membukukan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, menurun 2,8% secara year-on-year (yoy) dari Rp3,19 triliun yang dicetak pada periode yang sama tahun sebelumnya.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – PT BFI Finance Tbk (BFIN) mencatat penurunan 19% pada laba bersih untuk semester I-2024 ke angka Rp685,79 miliar pada akhir semester I-2024 seiring dengan upaya Perseroan untuk mengucurkan pembiayaan secara lebih selektif. 

Dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BFIN membukukan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, menurun 2,8% secara year-on-year (yoy) dari Rp3,19 triliun yang dicetak pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan tersebut terjadi seiring dengan menurunnya pendapatan dari segmen piutang pembiayaan sebesar 4% yoy dan keuangan sebesar 13% yoy.

Sementara pendapatan menyusut, beban yang ditanggung Perseroan pada akhir semester I-2024 tercatat meningkat 5% yoy. 

Pencapaian Piutang Pembiayaan dan Total Aset

Hingga Juni 2024, BFI Finance mencatat piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar Rp22,4 triliun, dengan 57,5% di antaranya didominasi oleh pembiayaan modal kerja produktif. 

Penyaluran piutang tersebut berkontribusi terhadap total aset yang mencapai Rp24,3 triliun, meningkat 0,5% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq). Nilai pembiayaan baru (new booking) tercatat sebesar Rp9 triliun, dengan segmen pembiayaan roda empat sebagai kontributor utama senilai Rp6,1 triliun.

Tantangan dan Strategi Pembiayaan Selektif

Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, menyatakan bahwa berbagai faktor mempengaruhi kinerja perusahaan pada semester I-2024, termasuk momentum pemilu, Ramadan, hari-hari besar, dan faktor geopolitik. 

Untuk menghadapi tantangan tersebut, BFI Finance menerapkan penyaluran pembiayaan yang lebih selektif serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit.

"Beragam faktor mewarnai tengah tahun pertama 2024. Momentum pemilu, Ramadan, dan hari-hari besar, serta faktor geopolitik turut mempengaruhi daya beli dan sedikit banyak mempengaruhi pencapaian kinerja kami selama semester I-2024. Untuk menyiasati hal tersebut, penyaluran pembiayaan dilakukan dengan lebih selektif serta diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit," ungkap Sudjono melalui keterangan yang diterima TrenAsia, dikutip Senin, 29 Juli 2024.

Baca Juga: Pinjaman Fintech P2P Lending Tumbuh Lebih Tinggi Dibanding Multifinance dan Perbankan

Profil Risiko dan Tingkat Pembiayaan Bermasalah

Upaya pembiayaan yang lebih selektif tersebut berhasil menjaga profil risiko BFI Finance dengan tingkat pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) per-Juni 2024 tetap rendah di level bruto 1,47% dan neto 0,29%, turun 50 basis poin (bps) dibandingkan Juni 2023. 

Rasio ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang berada di level 2,77% menurut data NPF per Mei 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Adapun cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto perusahaan dan net gearing ratio masih menunjukkan tren positif, yakni 1,2x atau jauh di bawah batas maksimum sepuluh kali," tambah Sudjono.

Pembagian Dividen dan Pengangkatan Direktur Baru

Selama semester I-2024, BFI Finance juga telah menyelesaikan pembagian dividen. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan & Luar Biasa (RUPST&LB) tanggal 22 Mei 2024, disepakati bahwa total dividen untuk tahun buku 2023 adalah Rp827 miliar. 

Selain itu, RUPST&LB tersebut juga mengangkat Goklas sebagai Direktur baru perusahaan yang efektif setelah persetujuan dari OJK.

Pendanaan dan Penerbitan Obligasi

Dari sisi pendanaan, BFI Finance mencatat track record positif dengan sebagian besar sumber pendanaan berasal dari perbankan (75,6%) dan surat utang/obligasi (20,1%). 

Perusahaan merencanakan penerbitan obligasi baru sekitar kuartal III-2024 dengan total nilai Rp6 triliun sebagai bagian dari diversifikasi sumber pendanaan.

BFI Finance telah melunasi empat obligasi yang jatuh tempo pada periode Januari hingga Juni 2024 dengan total nominal Rp1,86 triliun. 

Fitch Ratings Indonesia (Fitch) juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang BFI Finance di ‘AA-(idn)’ dengan outlook Stabil pada 27 Februari 2024.