Lelang Pembangkit EBT Direncanakan 2024
- Permintaan listrik sudah mulai menunjukan tren peningkatan. Sehingga, lelang-lelang pembangkit PLN bakal diarahkan untuk blok yang lebih besar di atas 1 GW.
BUMN
JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo menargetkan adanya lelang pada pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan skala besar di atas 1 gigawatt (GW) oleh PT PLN (Persero) pada 2024.
Menurut pria yang akrab di sapa Tiko ini menyebut, permintaan listrik sudah mulai menunjukan tren peningkatan. Sehingga, lelang-lelang pembangkit PLN bakal diarahkan untuk blok yang lebih besar di atas 1 GW.
“Kita ingin bidding tidak dalam skala kecil 50 megawatt (MW) 100 MW tapi kita ingin blok bidding 1 GW, 2 GW sehingga skalanya untuk percepatan mengejar 24 GW EBT bisa terjadi dalam 10 tahun ke depan,” katanya dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, Jumat 22 Desember 2023.
- Menteri ESDM Minta Pasokan Energi Disiagakan Sambut Nataru
- Barito Renewables (BREN) Umumkan Prestasi Terbaru dalam Energi Berkelanjutan
- Ambil Langkah Serius, OJK Instruksikan Bank Blokir 85 Rekening Pinjol Ilegal
Lebih lanjut, Tiko tak menampik adanya lelang pembangkit EBT pasti membutuhkan biaya investasi yang tak sedikit atau jumbo. Keadaan PLN pun dalam pinjaman modal domestik juga terbatas.
Sehingga anak buah Erick Thohir ini mengatakan, dibutuhkannya pendanaaan internasional untuk turut mendukung terealisasinya hal ini dengan pinjaman jangka panjang.
Di sisi lain, saat ini kata Tiko pemerintah turut mendekati sejumlah perusahaan EBT yang memiliki kemampuan modal yang cukup baik.
Salah satu kerja sama yang di contohkannya ialah, PLTS Terapung Cirata yang dikerjakan subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar. Proyek tersebut telah diresmikan Oktober 2023 lalu dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tidak menampik bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 masih jauh diperoleh.
Arifin menyebut, saat ini bauran listrik dari energi terbarukan baru 60% dari target, padahal waktu hanya bersisa 2 tahun lagi dari target yang ada. Maka pemerintah sedang menggenjot pembuatan rumusan peraturan untuk membangun jaringan transmisi untuk melancarkan akses pada energi terbarukan.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, realisasi bauran EBT sepanjang paruh pertama 2023 baru mencapai 12,5% atau jauh dari target yang ditetapkan tahun ini di level 17,9%. Capaian paruh tahun itu tidak banyak bergeser dari torehan sepanjang 2022 dan 2021 masing-masing di level 12,3% dan 12,2%.