Lelang Sekuritas Rupiah BI Capai Rp508,41 Triliun, Aliran Modal Asing ke Indonesia Makin Cerah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan capaian lelang Sekuritas Rupiah BI (SRBI), yang mencapai total Rp508,41 triliun hingga 21 Mei 2024.

Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperdalam pasar uang domestik dan mendukung aliran modal asing ke Indonesia.

Data terbaru menunjukkan bahwa kepemilikan non-residen dalam SRBI naik dari 18,18% menjadi 28,11%, menandakan minat yang meningkat dari investor asing terhadap instrumen keuangan dalam mata uang lokal.

"Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi, penerbitan SRBI juga mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri,"  kata  Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu 22 Mei 2024.

Selain memberikan dampak positif terhadap pemanfaatan aset portofolio bank, lelang SRBI juga meningkatkan transmisi kebijakan moneter. 

Hal ini memberikan peluang bagi bank untuk mengoptimalkan alokasi portofolio mereka dengan mengeksplorasi instrumen investasi yang lebih beragam dan potensial.

• Mengupas Permasalahan Unit Link: Kilas Balik dan Proyeksi Tahun Ini
• Indosat Sambut Kolaborasi Starlink dengan Tangan Terbuka
• Perluas Kerjasama Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group menuju visi Indonesia Emas 2045

Dalam konteks ini, BI mengungkap pihaknya akan mengoptimalkan instrumen moneter pro-market seperti SRBI, Surat Berharga Valuta Asing BI (SVBI), dan Surat Utang Valuta Asing BI (SUVBI). 

Hingga tanggal 21 Mei 2024, posisi instrumen SVBI dan SUVBI mencapai angka yang signifikan.

Masing-masing tercatat sebesar US$2,13 miliar dolar atau sekitar Rp34.06 triliun  (kurs Rp15.990) dan U$257 juta atau sekitar Rp4.11 triliun. 

Data ini menggambarkan kontribusi penting dari kedua instrumen tersebut dalam mengelola likuiditas mata uang asing dan mendukung stabilitas keuangan di Indonesia.

Alternatif Investasi 

SVBI menawarkan alternatif investasi yang menarik bagi investor asing dengan menawarkan kupon yang kompetitif dan risiko yang terkendali, sementara SUVBI memberikan pilihan yang lebih beragam dalam diversifikasi portofolio investasi. 

• Mengupas Permasalahan Unit Link: Kilas Balik dan Proyeksi Tahun Ini
• Indosat Sambut Kolaborasi Starlink dengan Tangan Terbuka
• Perluas Kerjasama Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group menuju visi Indonesia Emas 2045

Kedua instrumen ini juga berperan dalam meningkatkan aliran modal asing ke dalam negeri, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat posisi ekonomi Indonesia di pasar global.

Langkah-langkah ini diambil untuk mendorong aliran masuk modal asing dan sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI juga menegaskan keseriusannya dalam memperdalam pasar uang domestik dan memfasilitasi aliran modal asing ke dalam negeri. 

Melalui optimalisasi instrumen moneter pro-market, termasuk SRBI, BI bermaksud ingin menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan inflasi tetap terkendali.

Langkah ini dianggap penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.