<p>PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP). / ptpp.co.id</p>
Industri

Lepas Aset PP Properti, PTPP Bidik Dana Rp5 Triliun

  • Anak usaha PTPP yakni PPRO akan melepas 9 aset properti yang tersebar ke 8 area tanah.
Industri
Merina

Merina

Author

JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah mengincar dana sekitar Rp5 triliun dari hasil pelepasan aset anak usaha perseroan PT PP Properti Tbk (PPRO).

Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa menjelaskan saat ini PTPP tengah dalam proses monetisasi sejumlah aset properti dari anak usaha perseroan.

Adapun aset properti yang akan dilepaskan oleh perseroan berjumlah 19 aset yang tersebar ke 8 area tanah di wilayah Jakarta, Surabaya, Semarang, Bekasi, dan beberapa lokasi di Jawa Barat. Selain itu, terdapat 11 aset apartemen yang tersebar di wilayah Surabaya, Bekasi, Tanggerang, dan Semarang yang akan mulai dipasarkan pada kuartal I-2022.

"Mekanisme penjualan akan mulai dipasarkan pada  kuartal I-2022 yang pemasarannya akan didukung oleh Danareksa sebagai lead marketing dalam pelaksanaan program monetisasi aset ini. Kemudian fokus  dari program ini adalah penutupan nilai persediaan properti," ujar Yuyus dalam keterangan pers yang dikutip Jumat, 25 Februari 2022.

Sebelumnya, perseroan menjelaskan telah membuka peluang bagi para investor untuk dapat memiliki aset anak usahanya melalui monetisasi aset ini. Sebanyak 19 aset properti PPRO dan PT PP Urban (PPUB) yang akan dilepas dalam jumlah besar (bulk).

“Aset properti tersebut berlokasi di kota-kota besar yang terdiri dari high rise building (student apartment, premium apartment hingga low-medium apartment) dan lahan kosong (landed) dengan total luasan area sebesar 46,1 hektare,” kata Yuyus.

Sementara itu, penggunaan dana dari hasil program ini rencananya akan digunakan untuk biaya opersaional khususnya bagi anak usaha perseroan.

Kemudian perseroan juga memiliki strategi untuk memperoleh aset produktif lainnya dengan berinvestasi di sektor rill, dan bersikap lebih selektif dalam pemilihan investasi baru, serta perfokus pada invsetasi yang tengah berjalan ataupun investasi baru yang memiliki back up dari pemerintah.