Lesunya Ekonomi Global dan Normalisasi Harga Komoditas jadi Tantangan RI Meskipun PDB Solid
- Pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah, disertai normalisasi harga komoditas diprediksi masih akan menjadi risiko utama tahun ini bagi Indonesia.
Nasional
JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah, disertai normalisasi harga komoditas diprediksi masih akan menjadi risiko utama tahun ini bagi Indonesia.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa tantangan itu terjadi di tengah pertumbuhan PDB Indonesia yang solid sebesar 5,03% yoy, di mana persentase tersebut lebih tinggi dari konsesus sebesar 4,97% yoy.
Walaupun begitu, Rully optimistis kebijakan akomodatif oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah akan menopang perekonomian nasional dari dampak negatif ketidakpastian global.
“Ruang pelonggaran kebijakan moneter cukup terbuka pada semester kedua tahun ini karena inflasi terus stabil dan Rupiah terus terapresiasi terhadap Dolar Amerika Serikat (AS),” ujarnya melalui riset yang dirilis Senin, 8 Mei 2023.
- Inilah Maskapai yang Dinobatkan Sebagai yang Terbaik di Dunia
- Amerika Bisa Kehabisan Uang Tunai Pada 1 Juni
- 5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
Pertumbuhan PDB Indonesia secara konsisten melampaui ekspektasi dalam 5 kuartal berturut-turut. Bagi Rully, pencapaian PDB Indonesia kuartal I-2023 cukup menggembirakan, di tengah suku bunga yang lebih tinggi, normalisasi harga komoditas, dan ketidakpastian ekonomi global.
Sementara itu, papar Rully, semua sektor industri nasional mencatatkan pertumbuhan positif pada tiga bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor-sektor yang erat kaitannya dengan mobilitas masyarakat, yaitu transportasi dan pergudangan, serta akomodasi, makanan, dan minuman.
“Pada sisi pengeluaran, pertumbuhan PDB didukung oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, ekspor neto, dan kontribusi positif yang mengejutkan dari pengeluaran pemerintah,” pungkasnya.