Level Resistance Tertembus dan Demand Zone Selesai Terbentuk, IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan Hari Ini
- Walaupun dengan nilai transaksi yang masih terbilang tipis, namun IHSG telah berhasil menguat menyelesaikan pembentukan demand zone.
Bursa Saham
JAKARTA - Founder WH Project William Hartono mengatakan bahwa dengan level resistance psikologis yang sudah tertembus dan demand zone yang selesai terbentuk, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan hari ini.
Pada perdagangan kemarin, Rabu, 21 Juni 2023, IHSG ditutup menguat 0,63% di posisi 6.702,62 setelah sebelumnya bergerak di rentang
Tercatat ada sebanyak 280 saham yang menguat, 240 saham melemah, dan 218 saham bergerak stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp7,9 triliun, menurun dari Rp8,24 triliun pada perdagangan sebelumnya.
- Beda Waktu Perayaan, Pemerintah Beri Libur dan Cuti Bersama Iduladha jadi 3 Hari
- Nilai Transaksi Pasar Modal di Bawah Rata-rata, IHSG Kesulitan untuk Rebound
- Rugi Rp1,3 Triliun, Anak Usaha BUMN Ini Terancam Pailit Lagi
William mengatakan, walaupun dengan nilai transaksi yang masih terbilang tipis, namun IHSG telah berhasil menguat menyelesaikan pembentukan demand zone.
"Kini pergerakan IHSG cukup diyakini akan melanjutkan penguatannya seperti yang kami ulas sebelumnya sejak terkonfirmasinya pola falling wedge dan pembentukan demand zone. Ketika kedua kondisi ini sudah terjadi, maka tren menguat akan dimulai," ujar William dikutip dari riset harian, Kamis, 22 Juni 2023.
Sebelumnya, William menilai bahwa potensi rebound IHSG terbatas karena nilai transaksi yang masih berada di bawah rata-rata.
Contohnya, pada pekan lalu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya sebesar Rp9,97 triliun atau anjlok 12,24% dibandingkan dengan sepekan sebelumnya dengan rata-rata nilai transaksi sebanyak Rp11,36 triliun per hari.
Selain pembentukan demand zone yang sudah rampung dan dinilai dapat memicu aksi beli, level resistance psikologis di posisi 6.700 pun telah berhasil ditembus dan mengonfirmasi potensi penguatan indeks.
Dalam trading saham, demand zone adalah area pada grafik kinerja yang menjadi titik di mana para pelaku pasar melakukan aksi beli. Area ini hadir berdasarkan harga bawah dari suatu saham, yang mana minat atau potensi beli berada di posisi tertinggi.
William pun menilai kecenderungan IHSG untuk bergerak di zona demand ini menjadi sinyal untuk membuka kesempatan melalui aksi buy on weakness.
Sementara itu, dari segi sentimen, kini pelaku pasar tengah bersikap wait and see terhadap prospek kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
- BUMN Telekomunikasi INTI Digugat PKPU
- Bank Mandiri Edukasi Pengelolaan Sampah dan Kampanye Kebersihan di Ajang FIFA Match Day
- RUPST Hari Ini, Berikut Prediksi Dividen Jumbo Bukit Asam (PTBA)
Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) periode Juni 2023, bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5%-5,25%.
Kendati demikian, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya masih berkemungkinan untuk mengerek suku bunga dua kali lagi di tahun ini untuk meredam inflasi.
Pernyataannya itu pun menjadi sentimen yang dapat mempengaruhi aksi para pelaku di pasar modal dan pada gilirannya dapat berpengaruh pada kinerja IHSG.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah disebutkan, IHSG pada perdagangan hari ini dikatakan William berpotensi untuk bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dalam rentang 6.618-6.754.