Investasi pemula
Fintech

Lewat SCF, Pebisnis UMKM Bisa Investasi dengan Modal Mulai Rp100 Ribu

  • Securities crowdfunding (SCF) membidik pemodal retail dengan modal investasi minim.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Melalui securities crowdfunding (SCF), pebisnis mainan kecil-kecilan asal Bandung bernama Andri Dwiko sudah bisa berinvestasi dengan modal Rp100.000 saja.

Andri adalah seorang pengusaha mainan dengan merek JoToys dengan basis di kota Bandung. Mainan yang ia produksi biasa dijualnya dari warung ke warung dengan kisaran harga Rp2.000 saja.

Di samping menjadi pebisnis mainan, Andri juga biasa mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pengendara ojek online.

Di waktu senggangnya, Andri kerap kali membaca buku-buku motivasi, dan dari sanalah ia terdorong oleh keinginan untuk membangun kemapanan finansial untuk persiapan di masa tua.

Selain itu, ia pun melihat bahwa dewasa ini, banyak figur publik yang membagikan informasi mengenai investasi, dan minat untuk berinvestasi pada diri Andri pun semakin membuncah. 

"Saya suka melihat seperti content-content creator atau pemain sepak bola, mereka suka berinvestasi. Misalnya, Raditya Dika kan dia suka ngasih informasi tuh seputar investasi," kata Andri dalam diskusi media bersama Danamart di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.

Oleh karena itulah, dengan modal keinginan yang kuat, ia pun memutuskan untuk memulai investasi demi mengamankan masa depannya.

Akan tetapi, sebagai orang yang baru mau saja terjun, Andri masih awam dengan dunia investasi sehingga ia pun sempat kebingungan bagaimana cara membuat uangnya bisa bekerja untuk menghasilkan uang lagi.

Yang Andri tahu, investasi itu biasanya identik dengan modal yang besar sehingga ia pun awalnya masih meragukan apakah ia bisa mulai berinvestasi.

Akhirnya, suatu waktu, ia memperoleh tawaran dari temannya yang bekerja di PT Dana Aguna Nusantara alias Danamart yang merupakan penyelenggara securities crowdfunding.

Setelah memperoleh edukasi dari Danamart terkait dengan investasi yang bisa dilakukannya melalui securities crowdfunding,  ia pun bisa memulai investasi dengan dana yang dinilainya cukup minim, yakni Rp100.000.

Dengan modal yang dirasanya tidak terlalu besar, Andri pun menjadi semakin yakin untuk berinvestasi karena kalaupun ternyata ia merugi, ia tidak kehilangan uang dalam jumlah yang besar.

"Setelah saya investasi sekitar tiga bulan, saya sudah merasakan untungnya, dan jadi termotivasi untuk mencari penghasilan lebih banyak lagi, supaya mungkin ke depannya saya bisa berinvestasi lebih banyak, entah itu Rp1 juta, Rp10 juta, dst," kata Andri.

SCF Danamart Bidik Pembiayaan Hijau

Untuk diketahui, Danamart adalah penyelenggara securities crowdfunding pertama berlisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang fokus terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).

Kantongi izin dari OJK sejak Februari lalu, Danamart telah menghimpun kurang lebih 1.000 pemodal dapat berurun dana untuk mendukung produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Danamart Patrick Gunadi mengatakan, pihaknya ingin mendukung UMKM yang mengimplementasikan konsep ESG dalam bisnisnya.

Konsep ESG ini sendiri menjadi salah satu tolak ukur utama Danamart dalam menyeleksi pelaku usaha yang berperan selaku penerbit dalam rangka mendukung ekosistem yang berkelanjutan.

Dengan demikian, selain memberikan keuntungan secara finansial kepada penerbit dan pemodal, Danamart pun diproyeksikan untuk memberikan keuntungan secara sosial dan lingkungan.

"Seperti yang kita tahu, aktivitas manusia berdampak kepada lingkungan, dan dampak itu pada akhirnya kembali lagi ke kita. Maka dari itu, kita ingin memberikan keuntungan tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara sosial," ujar Patrick dalam diskusi bersama media di Citywalk, Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.

Melalui layanan securities crowdfunding yang bisa dikatakan sebagai "mini bursa", Danamart membantu UMKM lokal yang menjadi tulang punggung perekonomian untuk layaknya melaksanakan initial public offering (IPO) kecil-kecilan.

Dengan demikian, walaupun tidak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan terbuka, pelaku usaha kecil menengah tetap dapat menggenjot bisnisnya melalui pendanaan yang diperoleh dari Danamart.