LG Chem Tandatangani Proyek Baterai Lithium, Empat Saham Emiten Nikel Kakap Indonesia Meroket
JAKARTA – Perusahaan baterai asal Korea Selatan, LG Chem Ltd bakal segera menandatangani perjanjian kerja sama investasi dengan Indonesia. Perjanjian ini terkait dengan proyek pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik seperti yang nantinya juga bakal dilakukan oleh Indonesia dengan Tesla, perusahaan Amerika Serikat. “Minggu ini kalau tidak ada perubahan, LG dari Korea akan segera tanda […]
Industri
JAKARTA – Perusahaan baterai asal Korea Selatan, LG Chem Ltd bakal segera menandatangani perjanjian kerja sama investasi dengan Indonesia. Perjanjian ini terkait dengan proyek pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik seperti yang nantinya juga bakal dilakukan oleh Indonesia dengan Tesla, perusahaan Amerika Serikat.
“Minggu ini kalau tidak ada perubahan, LG dari Korea akan segera tanda tangan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa 17 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kerja sama ini sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia yang banyak dilirik oleh produsen baterai kakap dunia. Dalam hal ini, kata Luhut, Indonesia inign menjadi pemain kunci di industri baterai listrik dunia.
Sebelumnya, Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) alias Inalum juga telah menandatangani kontrak pengembangan baterai lithium dengan Contemporary Amparex Tecnology Co. Ltd (CATL). Perusahaan itu merupakan produsen baterai besar asal Tiongkok yang tengah fokus mengembangkan baterai berbahan nikel.
“Sekarang kami sedang approach juga dengan yang lain,” terang Luhut.
Saham Meroket
Sontak, kabar ini pun langsung menjadi angin segar bagi para pemain bijih nikel di Indonesia. Emiten nikel seperti PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) langsung ‘kecipratan’ sentimen positifnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan sesi I Rabu, 18 November 2020, saham ANTM tercatat sudah meroket 4,2% atau 50 poin ke posisi Rp1.240 per lembar. Pada saat yang sama, saham INCO juga melesat 2,84% atau 130 poin ke level Rp4.710 per lembar.
Bersamaan dengan itu, saham TINS juga terbang tinggi 5,16% atau 55 poin ke harga Rp1.120 per lembar. Terakhir, saham HRUM juga turut membumbung 2,15% atau 50 poin ke posisi Rp2.380 per lembar.
Sebagai catatan, keempat perusahaan ini merupakan emiten nikel dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. HRUM memiliki kapitalisasi pasar Rp6,46 triliun, ANTM (Rp29,79 triliun), INCO (Rp46,8 triliun), dan TINS (Rp8,34 triliun).