Karyawan beraktifitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Libur Lebaran Berakhir, Cermati Saham-Saham di Sektor Penopang IHSG Ini

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melakukan perdagangan pada Senin, 9 Mei 2022 pasca rehat dalam libur lebaran Idul Fitri 2022, sehingga terdapat beberapa sektor di pasar modal yang patut dicermati pada awal perdagangan Senin, 9 Mei 2022

Pasar Modal

Merina

Merina

Author

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melakukan perdagangan pada Senin, 9 Mei 2022 pasca rehat libur lebaran Idul Fitri 2022. Adapun terdapat beberapa sektor di pasar modal yang patut dicermati pada awal perdagangan pekan ini.

Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, terdapat beberapa sektor yang patut dicermati setelah indeks mengalami rehat panjang.

"Selama bulan Mei ini, terdapat beberapa sektor seperti, CPO, Metal Mining, Finance, Retailer dan Healthcare menurut saya patut dicermati pada perdagangan bulan ini," kata Nafan kepada TrenAsia.com, Senin, 9 Mei 2022.

Menurutnya terdapat beberapa sentimen yang menyebabkan saham-saham dari sektor yang telah dipilihnya patut dicermati.

Dari sektor komoditas, pergerakan komoditas global cenderung menguat karena adanya faktor supply chain destruction yang disebabkan oleh invasi Rusia kepada Ukraina yang menguntungkan Indonesia sebagai negara eksportir non migas unggulan.

Seperti yang diketahui, serangan invasi Rusia terhadap Ukraina berdampak pada kenaikan harga beberapa komoditas seperti batu bara yang pada data Newcastle Coal mengalami lonjakan harga dalam satu minggu terakhir naik 16,30% menjadi US$379,50 per ton pada pekan ini berdasarkan data Trading Economics.

Kemudian, Nafan juga menekankan meskipun harga crude palm oil (CPO) mengalami penekanan ke MYR6.400 per ton dalam perdagangan 06 Mei 2022, koreksi harga CPO tersebut hanya sementara karena masih memiliki potensi menguat akibat masih banyaknya permintaan global yang masih stabil.

Dari segi sektor finance, diuntungkan dari kondisi aktivitas manufaktur dalam negeri yang semakin kuat, sehingga mendukung kinerja pertumbuhan kredit perbankan.

Lalu, dari sektor kesehatan adanya program vaksinasi massal hingga booster agar masyarakat dan jika pemerintah mencanangkan program booster agar masyarakat mendapatkan kemudahan mobilitas kedepannya, dapat memberikan keuntungan bagi sektor kesehatan.

Sedangkan dari sektor retail Indeks keyakinan konsumen yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik, memberikan optimisme pertumbuhan ekonomi dan mendorong aktivitas konsumsi yang mengalami perbaikan, memberikan efek positif bagi saham retailer untuk bangkit yang juga didukung dengan momentum hari raya Idul Fitri.

Akan tetapi, Nafan menambah pergerakan indeks saat ini masih cenderung fluktuatif sehingga masih terdapat sentimen-sentimen yang patut diwaspadai.

"Terdapat beberapa hal yang harus diwaspadai, seperti kenaikan kasus COVID-19 jangan sampai pemerintah memberlakukan PPMK lagi, kemudian tren inflasi global yang tidak dibarengi dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang optimal di negara  dengan perekonomian maju yang dapat memberikan efek hingga pada pasar modal Indonesia, selain itu invasi Rusia dan Ukraina juga masih harus tetap diwaspadai," tutup Nafan.