<p>Presiden Jokowi saat meninjau pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (21/4).  / BPMI Setpres/Laily</p>
Industri

Kantong Kering, Sritex Milik Konglomerat Iwan Lukminto Rilis Utang Rp4,6 Triliun

  • Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana menerbitkan surat utang baru senilai US$325 juta. Nilai ini setara Rp4,6 triliun dengan asumsi kurs Rp14.155 per dolar Amerika Serikat (AS).

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana menerbitkan surat utang baru senilai US$325 juta. Nilai ini setara Rp4,6 triliun dengan asumsi kurs Rp14.155 per dolar Amerika Serikat (AS).

Presiden Direktur Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan Lukminto mengungkapkan, obligasi berdenominasi dolar ini bakal ditawarkan kepada investor asing di luar negeri. Tiga anak perusahaan, yakni PT Sinar Pantja Djaja (SPD), PT Bitratex Industries (BIS) dan PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) bakal berperan sebagai penjamin.

“Surat utang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah negara Republik Indonesia,” kata Iwan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 11 Januari 2021.

Sebelumnya, pada 23 Desember 2020, lembaga pemeringkat Moody’s sempat menurunkan peringkat Sritex dari Ba3 menjadi B1. Bersamaan dengan itu, Moody’s juga menurunkan peringkat surat utang senior Sritex Rp150 juta yang jatuh tempo pada 2024 menjadi Ba3 dari sebelummnya B1.

Tidak hanya itu, Moody’s juga memangkas peringkat untang senior tanpa jaminan Sritex senilai US$225 juta yang jatuh tempo pada 2025. Dengan demikian, prospek atas Sritex saat ini berada dalam status negatif.

Penurunan peringkat ini mencerminkan lemahnya posisi likuiditas dan struktur utang Sritex. Keringnya likuiditas itu sekaligus menandakan ketergantungan Sritex pada pendanaan jangka pendek.

Setali tiga uang, Fitch Ratings telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) Sritex. menjadi negatif dari sebelumnya stabil dan peringkat di ‘BB-‘.

Fitch juga mengafirmasi peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Sritex dan obligasi dolar AS tanpa jaminan senior yang belum jatuh tempo di ‘BB-‘.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan berkode saham SRIL itu menjadi negatif dari stabil dan mengafirmasi peringkat di ‘A+(idn)’. (SKO)