Likuiditas Membaik, Pefindo Revisi Naik Prospek Barito Pacific Menjadi Stabil
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat idA untuk perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan Obligasi Berkelanjutan I Barito Pacific. Prospek untuk peringkat perusahaan turut direvisi dari negatif menjadi stabil.
Korporasi
JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat idA untuk perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan Obligasi Berkelanjutan I Barito Pacific. Prospek untuk peringkat perusahaan turut direvisi dari negatif menjadi stabil.
Melansir pengumuman yang dirilis Pefindo melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), dinyatakan bahwa prospek stabil menujukkan membaiknya posisi likuiditas BRPT dalam jangka pendek hingga menengah.
Pefindo menilai ini seiring dengan potensi arus kas masuk berupa dividen dari anak-anak perusahaan BRPT pada sektor energi. Di antaranya berasal dari aset Salak dan Darajat selain aset Wayang Windu yang telah membagikan dividen sejak tahun 2019.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Aset Salak dan Darajat, entitas anak perusahaan Star Energy, telah menerbitkan obligasi sebesar US$1,11 miliar pada Oktober 2020. Hasil emisi surat utang tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman sindikasi yang sebelumnya membatasi distribusi dividen ke BRPT.
Pada Desember 2020, BRPT menerima pendapatan dividen sebesar US$56 juta dari aset Salak dan Darajat dan melunasi US$50 juta yang merupakan bagian dari fasilitas pinjaman USD200 juta dari Bangkok Bank.
Sementara itu, anak usaha BRPT di bidang petrokimia yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga menunjukkan kinerja yang membaik pada kuartal terakhir 2020.
Capaian ini diharapkan dapat dipertahankan sejalan dengan ekspektasi kondisi ekonomi yang lebih baik serta pemulihan ekonomi di China sekaligus memperbaiki permintaan serta harga jual produk petrokimia.
“Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian,” tulis Pefindo, Selasa 13 April 2021.
Peringkat ini turut mencerminkan posisi pasar yang kuat dari segmen operasi utama BRPT pada bisnis petrokimia melalui TPIA dan bisnis energi panas bumi melalui Star Energy Group Holdings (SEGH).
Menurut Pefindo, pembagian dividen yang baik dari anak-anak usaha inti BRPT, dan segmen energi panas bumi yang memberikan perlindungan terhadap sensitifitas siklus industri sektor petrokimia.
Di pasar modal, saham BRPT terkoreksi 1,04% ke level Rp950 per lembar pada akhir perdagangan Selasa, 13 April 2021. Pada kesempatan yang sama, saham TPIA ikut tergelincir sekitar 1,14% menuju level harga Rp10.825 per lembar. (SKO)