Likuiditas Rendah, Moody’s Pangkas Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) dan Obligasi Global Anak Usaha
- Perusahaan pemeringkat internasional, Moody’s telah menurunkan peringkat PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) serta surat utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang dimiliki oleh anak usahanya, APL Realty Holdings Pte Ltd.
Korporasi
JAKARTA – Perusahaan pemeringkat internasional, Moody’s telah menurunkan peringkat PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) serta surat utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang dimiliki oleh anak usahanya, APL Realty Holdings Pte Ltd.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Ototitas Jasa Keuangan (OJK), Sekretaris Perusahaan APLN, Justini Omas mengungkapkan bahwa Moody’s telah menurunkan peringkat perseroan serta Obligasi Senior US$300 juta yang APL Realty Holdings dari B3 menjadi Caa1 dengan outlook rating negatif.
“Pada 15 Juli 2021, Moody’s menurunkan peringkat perseroan dan Obligasi Senior USD dari B3 menjadi Caa1 dengan outlook untuk kedua rating negatif,” tulis Justini seperti yang dimuat dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 19 Juli 2021.
- Turbulensi Keuangan Garuda Indonesia
- BEI Kocok Ulang Daftar Indeks Saham LQ45, ARTO dan BRIS Berpotensi Masuk?
- Sayonara.. PLN Pensiunkan Seluruh PLTU Batu Bara
Penurunan peringkat tersebut dikarenakan Moody’s berpandangan bahwa likuiditas perseroan akan lemah dalam periode 12 hingga 18 bulan ke depan. Di samping itu, perseroan dinilai memiliki leverage yang tinggi.
APL Realty Holdings sendiri merupakan entitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh Agung Podomoro Land. Obligasi Senior USD yang dijamin dengan jaminan perusahaan dari perseroan dan beberapa entitas anak perseroan, dicatatkan dan diperdagangan di Singapore Exchange Securities Trading.
Sebelumnya, emiten properti ini masih mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp289,79 miliar sepanjang kuartal I-2021. Meski begitu, rugi bersih ini berhasil ditekan 35,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp448,57 miliar.
Mengutip laporan keuangan APLN di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan dan penjualan usaha perusahaan memang mengalami penurunan 63,3% menjadi Rp485 miliar pada kuartal I-2021. Pada kuartal I-2020, pendapatan dan penjualan usaha tercatat Rp1,32 triliun.
APLN pun mencatatkan laba kotor sebesar Rp185,6 miliar sepanjang kuartal I-2021. Jumlah ini anjlok 66,17% dibandingkan dengan realisasi laba kotor periode yang sama tahun lalu, senilai Rp548,58 miliar.