Lilitan Utang Wijaya Karya: Peringkat Jeblok, Saham Digembok
- Perusahaan konstruksi milik negara alias BUMN Karya kembali jadi sorotan. Kini, giliran PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang mengalami nasib tak mengenakan di penghujung 2023
BUMN
JAKARTA – Perusahaan konstruksi milik negara alias BUMN Karya kembali jadi sorotan. Kini, giliran PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang mengalami nasib tak mengenakan di penghujung 2023.
Pekan lalu, lembaga pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas dua surat utang Wijaya Karya, yakni Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan.
Pefindo menyematkan rating idCCC dengan kategori credit watch dari sebelumnya idBBB dengan kategori negative outlook pada kedua surat utang perseroan.
Pemangkasan peringkat ini berkaitan dengan keterbukaan informasi sebelumnya, di mana perseroan belum memperoleh persetujuan penundaan pembayaran dari pemegang Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I tahap 1 tahun 2020 seri A senilai Rp184 miliar yang akan jatuh tempo pada 18 Desember 2023.
Lalu hari ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham WIKA. Mulai sesi I perdagangan hari ini, saham WIKA tidak bisa diperjual belikan oleh investor seperti sebelumnya.
Sampai berita ini terbit, Wijaya Karya belum merespons pertanyaan TrenAsia mengenai pengumuman otoritas bursa.
Baca Juga: Melihat Histori Cashflow WIKA dan WSKT yang Disebut Memanipulasi Data
Kata BEI, saham WIKA akan terus dibekukan sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut. Sama dengan Pefindo, Keputusan BEI berdasarkan pada keputusan WIKA untuk menunda pembayaran pokok pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A.
“Hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha Perseroan,” tulis manajemen BEI Senin 18 Desember 2023.
Pernyataan BEI barusan valid. WIKA menjadi BUMN Karya dengan kinerja paling buruk pada kuartal III-2023. Sepanjang Januari – September, Wijaya Karya merugi Rp5,88 triliun, jauh lebih parah dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama tahun 2022 yakni Rp27,96 miliar.
Sejatinya, WIKA sudah berhasil diet liabilitas menjadi Rp55,67 triliun dari Rp57,57 triliun pada akhir 2022. Wijaya Karya juga sudah menambah pendapatan dari semula Rp12,79 triliun hingga September 2022 menjadi Rp15,07 triliun pada September 2023.
Baca Juga: 4 Emiten BUMN yang Merugi Sepanjang 2022, Siapa Paling Besar?
Cashflow Wijaya Karya
Jauh sebelum ini, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menyebut sejumlah BUMN Karya memoles laporan keuangan alias tidak melaporkan sesuai kenyataan.
Dikatakan, Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan Wijaya Karya adalah salah duanya.
"Di beberapa BUMN Karya, seperti Waskita dan WIKA memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riil. Dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal cashflow-nya tidak pernah positif," ujar Tiko (6/23).
Untuk membuktikan pernyataan tersebut, mari kita lihat apakah benar arus kas (cashflow) dari WIKA benar negatif atau tidak. TrenAsia melakukan riset terhadap laporan keuangan perusahaan periode kuartal III-2020 hingga kuartal III-203.
2020
Arus Kas dari Aktivitas Operasi: -Rp5,76 triliun
Pendapatan: Rp10,38 triliun
Laba bersih: Rp50,19 miliar
2021
Arus Kas dari Aktivitas Operasi: -Rp5,13 triliun
Pendapatan: Rp11,64 triliun
Laba bersih: Rp104,94 miliar
2022
Arus Kas dari Aktivitas Operasi: -Rp4,87 triliun
Pendapatan: Rp12,79 triliun
Rugi bersih: Rp27,96 miliar
2023
Arus Kas dari Aktivitas Operasi: -Rp1,67 triliun
Pendapatan: Rp15,07 triliun
Rugi bersih: Rp526,52 miliar