<p>Industri Kertas Indonesia</p>
Industri

Limbah Sawit Kini Dapat Dimanfaatkan Untuk Bahan Baku Kertas

  • JAKARTA – Industri pulp dan kertas di Indonesia berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Jika selama ini industri kertas sangat bergantung pada bahan baku kayu yang otomatis mengharuskan …

Industri
Acep Saepudin

Acep Saepudin

Author

JAKARTA – Industri pulp dan kertas di Indonesia berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Jika selama ini industri kertas sangat bergantung pada bahan baku kayu yang otomatis mengharuskan penebangan pohon. Maka sekarang limbah sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas.

Dalam rangka pemanfaatan limbah sawit sebagai bahan baku kertas, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) menggandeng perusahaan Jepang, Taizen Co., Ltd, untuk mengembangkan produk bubur kertas atau pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).

Upaya strategis ini direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) bersama konsorsium PIC Co., Ltd dan Taizen Co., Ltd. Perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industi pulp dan kertas.

“Langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA). Secara mekanis, teknologi yang digunakan dari Taizen Co., Ltd, di mana limbah TKKS tersebut bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton,” kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati di Jakarta, Senin (10/2).

Restu berharap kolaborasi ini dapat merealisasikan industri pulp dan kertas menjadi lebih mandiri. Kerjasama ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada kertas jenis old corrugated cardboard (OCC). “Selain itu, untuk industri minyak sawit, juga memiliki keuntungan. Hal ini dengan dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping yang selama ini dilakukan,” tuturnya.

Menurut Restu, tim PIC & Taizen telah mendatangkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung. Ia berharap penggunaan teknologi ini dapat turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia. Terutama bagi industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.

“Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging (kertas kemas). Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner. Keduanya adalah untuk memproduksi kotak karton kemasan,” papar Kepala BBPK Saiful Bahri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2019, industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95% terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14%. Bahkan, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2%.

Guna memasok permintaan kertas sekaligus mensubstitusi bahan baku impor, Restu menyatakan, bahan baku alternatif yang mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan adalah TKKS. Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan terhadap produksi kelapa sawit. Selain itu, sejalan dengan tekad pemerintah dalam mendorong program hilirisasi yang bertujuan dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.

Merujuk data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, sepanjang tahun 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektar. Itu dengan jumlah produksi mencapai 51,8 juta ton per tahun atau terbesar di dunia.

Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS) sawit, diproyeksi bisa menghasilkan 21-23% TKKS. Selama ini, TKKS tersebut lebih banyak digunakan untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri CPO. Diperkirakan, dengan kondisi saat ini, kebun kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.