Lindungi Transaksi, GoPay Ajak Pengguna Aktifkan Fitur Biometrik
Fitur yang berupa sidik jari dan verifikasi wajah tersebut merupakan bagian dari Gojek SHIELD, serta dapat diunduh di smartphone berbasis Android dan iOS.
JAKARTA – PT Dompet Anak Bangsa (GoPay), layanan uang elektronik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) mendorong pengguna untuk mengaktifkan fitur biometrik untuk menunjang keamanan dalam bertransaksi di luar layanan Gojek.
Fitur yang berupa sidik jari dan verifikasi wajah tersebut merupakan bagian dari Gojek SHIELD, serta dapat diunduh di smartphone berbasis Android dan iOS.
“GoPay berkomitmen terus menjadi layanan uang elektronik yang aman dan nyaman untuk pengguna,” ujar Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata dalam siaran resmi yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 11 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Selain itu, lanjutnya, perlindungan transaksi GoPay juga dilengkapi dengan proteksi ekstra berupa jaminan kehilangan saldo. Meskipun demikian, Budi mengimbau agar pemanfaatan teknologi harus dibarengi dengan penguatan literasi digital oleh pengguna.
Berdasarkan laporan Center of Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) berjudul Kajian Peningkatan Kompetensi Keamanan Digital Indonesia, tingkat literasi masyarakat masih rendah dalam hal digital.
“Mereka kerap lengah dan berpotensi menjadi korban penipuan,” ungkapnya.
Waspada Penipuan
Penipuan tersebut kerap terjadi dengan teknik rekayasa sosial, jenis penipuan dengan metode memanipulasi psikologis pengguna platform teknologi, bukan sebuah peretasan sistem.
“Penipuan dengan teknik rekayasa sosial bisa terjadi karena penipu memanfaatkan ketidaktahuan dan kelemahan pengguna platform digital akibat minimnya kompetensi,” ujar peneliti CfDS Adityo Hidayat.
Penipu, ujarnya, menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika, misalnya penawaran hadiah. Hal itu dapat menyerang kelemahan psikis karena pengguna merasa ketakutan maupun sebaliknya, alias kegirangan.
“Diperlukan kesadaran dan kehati-hatian untuk lebih sensitif terhadap modus manipulasi psikologis,” tambahnya.
Gojek sendiri telah berupaya mengedukasi dengan dukungan inovasi produk dan program proteksi bagi pengguna maupun mitra pengemudi,
“Selain fitur biometrik dan PIN, Gojek SHIELD juga mencakup berbagai teknologi yang menjaga keamanan pada platform,” katanya.
Fitur tersebut mencakup penerapan keamanan berbasis kecerdasan buatan untuk mencegah peretasan dan penyalahgunaan akun pengguna. Secara garis besar, kata Budi, masyarakat harus senantiasa waspada dan menerapkan langkah JAGA.
JAGA merupakan akronim dari Jangan transfer diluar aplikasi, Amankan Data Pribadi seperti kode rahasia OTP (one time password), Gunakan PIN dan fitur biometrik untuk verifikasi transaksi, dan Segera Adukan hal mencurigakan kepada layanan pelanggan atau pihak berwajib. (SKO)