<p>Lanskap bangunan pusat perbelanjaan Lippo Mall Puri, di kawasan Jakarta Barat, Minggu, 6 September 2020. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual kepemilikan atas Lippo Mall Puri yang saat ini dikelola oleh anak usahanya PT Mandiri Cipta Gemilang (MCG) kepada penjual yang juga merupakan pihak yang terafiliasi dengannya yakni PT Puri Bintang Terang (PBT). Nilai transaksi pengalihan diperkirakan sebesar total Rp 3,50 triliun, belum termasuk PPN, Rencana transaksi dilaksanakan merupakan bagian dari strategi asset-light yang dijalankan perseroan dan dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perseroan dan hasil yang akan diterima oleh perseroan dari pelaksanaan rencana transaksi akan digunakan antara lain untuk membiayai kegiatan operasional perseroan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Lippo Karawaci (LPKR) Pasang Target Marketing Sales Rp5,38 Triliun

  • PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menetapkan target penjualan prapendapatan, yang juga dikenal sebagai marketing sales, sebesar Rp5,38 triliun untuk tahun 2024.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menetapkan target penjualan prapendapatan, yang juga dikenal sebagai marketing sales, sebesar Rp5,38 triliun untuk tahun 2024. Angka target ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 10% dari target marketing sales LPKR pada tahun 2023, yang mencapai Rp4,9 triliun.

Head of Investor Relations LPKR Randi Bayu Prathama mengatakan sepanjang 2023 LPKR mencatatkan marketing sales sebesar Rp5,12 triliun. Angka tersebut melampaui target awal tahun 2023 sebesar 5%. Pencapaian ini juga menunjukkan peningkatan sebesar 7% dari penjualan pemasaran tahun 2022 yang mencapai Rp4,76 triliun.

“Marketing sales LPKR di tahun 2023 berasal dari Lippo Village sebesar 51% dan Lippo Cikarang 25%. Jika dirinci, Lippo Village menyumbang marketing sales sebesar Rp2,61 triliun dan Lippo Cikarang menyumbang Rp1,30 triliun,” paparnya melalui keterbukaan informasi pada Rabu, 27 Maret 2024. 

Lalu, lanjut Randi, marketing sales dari land plot Rp397 miliar, San Diego Hills Rp328 miliar, Tanjung Bunga Rp248 miliar, dan produk inventori lain Rp229 miliar. Jika dilihat dari aset, sebanyak 55% dari raihan marketing sales itu berasal dari produk hunian, khususnya rumah tapak. 

Randi bilang produk yang diminati pada tahun lalu adalah Cendana Homes, XYZ Livin, Waterfront Uptown, Colony and Brava. “Sebanyak 62% dari total marketing sales pembayarannya melalui kredit. Sebab, saat ini masih ada permintaan yang kuat untuk perumahan terjangkau,” jelasnya. 

Hingga Desember 2023, LPKR memiliki sejumlah aset yang mencakup berbagai bidang. Di sektor perumahan, terdapat Lippo Village dengan lahan seluas 395 hektar, Lippo Cikarang dengan lahan seluas 502 hektar, dan Tanjung Bunga dengan lahan seluas 345 hektar.

Sementara untuk superblok, LPKR memiliki properti seperti Kemang Village, St Moritz Puri, dan Holland Village. Di sektor mal, terdapat 59 unit yang tersebar di 17 provinsi, dengan total luas area sewa atau Net Leasable Area (NLA) mencapai 1,67 juta meter persegi.

Selain itu, LPKR juga memiliki 41 unit rumah sakit dan 67 klinik yang tersebar di 23 provinsi. Jumlah tenaga medis seperti dokter umum (General Practitioners/GPs), spesialis, dan dokter gigi mencapai 3.812 orang, sedangkan jumlah perawat dan tenaga medis profesional lainnya mencapai 8.522 orang.

Kinerja Keuangan 2023

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2023 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Lippo Karawaci yang menggunakan kode saham LPKR ini sukses meraup laba bersih sebesar Rp50,14 miliar. 

Meskipun tampak kecil, laba bersih LPKR sepanjang 2023 berhasil meningkat pesat sebesar 118% secara tahunan dari periode tahun buku 2022 yang mengalami kerugian sebesar Rp2,69 triliun. Pertanyaannya, apa yang mendorong perbaikan laba bersih tersebut?

Sejalan dengan kenaikan laba bersih, LPKR pada tahun lalu sukses membukukan pendapatan sebesar Rp16,99 triliun. Jumlah tersebut melesat 14,73% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang hanya berada di level Rp14,80 triliun.

Menariknya, meski Lippo Karawaci populer dengan bisnis properti, pendapatan terbesar LPKR justru disumbang dari segmen kesehatan (healthcare) dengan porsi Rp11,19 triliun. Sedangkan segmen properti (real estate development) dan (lifestyle) termasuk perhotelan dan restauran masing-masing memberikan porsi Rp4,54 triliun dan Rp1,25 triliun.

Dari perspektif neraca, sepanjang tahun 2023, total aset LPKR mengalami penurunan tipis dari Rp49,87 triliun pada Desember tahun sebelumnya menjadi Rp49,57 triliun. Lebih lanjut, aset lancar Lippo Karawaci, yang dapat diuangkan dalam waktu satu tahun, mencapai Rp29,81 triliun, sementara aset tidak lancar emiten ini berada di level Rp19,75 triliun.

Meski ada penurunan aset, liabilitas LPKR juga ikut susut 2,49% secara tahunan menjadi Rp29,96 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp30,73 triliun. Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek berada di angka Rp9,92 triliun dan liabilitas jangka panjang di level Rp29,96 triliun.

Sementara dari segi modal atau ekuitas, sepanjang 2023 LPKR mencatatkan penanaman uang sebesar Rp19,60 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,44% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai Rp19,13 triliun.