Lirik Bisnis Panas Bumi, Pertamina Geothermal (PGE) Berkunjung ke Turki
- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus melangkah dalam pengembangan bisnis globalnya. Setelah bermitra dengan Kenya, perusahaan ini kini fokus pada potensi pengembangan panas bumi di Turki.
Energi
JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus melangkah dalam pengembangan bisnis globalnya. Setelah bermitra dengan Kenya, perusahaan ini kini fokus pada potensi pengembangan panas bumi di Turki.
Langkah konkritnya mencakup kunjungan kerja ke perusahaan pengembang panas bumi di Turki pada akhir Oktober ini. Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun di industri panas bumi di Indonesia dan model bisnis yang terus dioptimalkan, PGE serius mengeksplorasi potensi pengembangan bisnis di negara-negara potensial.
Kerja sama ini menjadi bagian dari strategi PGE untuk menjadi pemimpin dalam bisnis panas bumi tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga hingga ke pasar internasional.
- Australia-AS Jajaki Kerja Sama di Bidang Mineral Penting
- Dorong Stabilitas Ekonomi, Hong Kong Benahi Kebijakan Sektor Properti
- Produktivitas Jadi Kunci Hadapi "Jebakan Pendapatan Menengah"
Selama kunjungan tersebut, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi, bersama dengan Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina Geothermal Energy, Rachmat Hidajat, dan Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama.
Perwakilan Indonesia ini, memiliki kesempatan untuk bertemu dengan beberapa perusahaan pengembang panas bumi Turki, termasuk Energy Holding dan SDS Enerji.
“Dari kunjungan ini PGE akan melihat mitra yang potensial untuk bekerja sama dalam pengembangan panas bumi sehingga diharapkan dapat tercipta sinergi yang positif bagi kedua belah pihak di masa mendatang,” ujar Jufli dikutip dari siaran pers Rabu, 25 Oktober 2023.
Julfy menekankan bahwa keputusan untuk mengunjungi Turki dipicu oleh kemajuan negara tersebut dalam menggunakan energi panas bumi sebagai sumber listrik untuk kepentingan masyarakat.
"Saat ini, Turki merupakan negara dengan kapasitas terpasang panas bumi terbesar keempat di dunia. Ini yang menjadi salah satu alasan mengapa kami berkunjung ke sini," ujarnya.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Turki yang dilaporkan oleh Anatolian Agency, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di negara tersebut mencapai 1.691 megawatt (MW).
Walaupun begitu, konsumsi energi per kapita di Turki saat ini hanya sekitar 3,8 MW per tahun, yang masih di bawah standar Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebesar 8 MW per tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan energi panas bumi di Turki masih belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menyampaikan potensi dan pemanfaatan energi panas bumi di Turki masih sangat mungkin untuk digali lebih dalam lagi.
“Kami optimis kunjungan ini dapat menjadi pintu kerja sama pengembangan panas bumi bagi Indonesia dan Turki yang akan memberikan manfaat bagi banyak pihak,” papar Achmad.
Melalui kunjungan ini, PGE memperoleh sejumlah informasi mengenai teknologi dan strategi operasional yang digunakan oleh perusahaan pengembang panas bumi di Turki.
Informasi itu, juga dapat dipertimbangkan oleh perseroan dalam merancang rencana untuk memaksimalkan potensi panas bumi di dalam negeri, dengan tujuan menjadi perusahaan panas bumi yang memiliki kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan.
Investasi Panas Bumi Turki Positif
Saat ini, Turki menunjukkan kondisi investasi bisnis panas bumi yang positif, yang tercermin dari faktor-faktor seperti privatisasi sektor panas bumi sejak tahun 2009 dan insentif yang bersahabat bagi para investor.
Secara khusus, pemerintah memberikan insentif yang menguntungkan kepada perusahaan energi yang mengembangkan panas bumi dengan skema feed-in tariff, memberikan kepastian hasil produk yang dihasilkan dengan keekonomian yang layak.
Iklim investasi yang menguntungkan ini telah mengakibatkan peningkatan produksi panas bumi Turki, yang meningkat secara signifikan dari 80 MW menjadi 1600 MW dalam 10 tahun terakhir. Hal ini menjadikan Turki sebagai negara dengan pertumbuhan energi panas bumi yang paling cepat di dunia.
Asal tahu saja, kunjungan bisnis ke luar negeri ini menjadi kali kedua yang telah dilakukan PGE di bawah kepemimpinan Julfi. Sebelumnya, Julfi turut serta dalam kunjungan kenegaraan yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati ke Kenya.
Kunjungan tersebut menjadi langkah pertama PGE membuka kerjasama bisnis panas bumi internasional dengan ditandatanganinya kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan Geothermal Development Company (GDC).