<p>Ilustrasi mena</p>
Korporasi

Lirik Sektor Telekomunikasi, Provident Investasi (PALM): Bukan karena Tahun Politik

  • Saat dikonfirmasi apakah pemilihan sektor telekomunikasi berkaitan dengan prospeknya di tahun politik, Ellen menegaskan bahwa pihaknya lebih melihat nilai fundamental dari sektor itu sendiri.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Provident Investasi Tbk (PALM) melirik perusahaan-perusahaan di sektor telekomunikasi untuk tahun ini, namun hal tersebut tidak didasari oleh adanya prospek dari tahun politik 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Investasi dan Portofolio PALM Ellen Kartika seusai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST-LB) di Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023.

Ellen menyampaikan, pihaknya melirik sektor telekomunikasi untuk investasi karena perseroan memandang kekuatan industri tersebut di Indonesia.

Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah untuk sektor tersebut pun menjadi faktor yang melatarbelakangi proyeksi investasi dari PALM.

"(Telekomunikasi) itu salah satu industri yang cukup strong di Indonesia dan di-support oleh pemerintah," ujar Ellen menjawab pertanyaan wartawan, Rabu, 21 Juni 2023.

Saat dikonfirmasi apakah pemilihan sektor telekomunikasi berkaitan dengan prospeknya di tahun politik, Ellen menegaskan bahwa pihaknya lebih melihat nilai fundamental dari sektor itu sendiri.

"Tidak (melihat sektor telekomunikasi karena tahun politik) karena investasi kami jangka panjang. Kriteria yang kita investasikan itu dilihat dari kinerja, prospek usaha, dan peluangnya. Tidak ada unsur political. Tidak ada sentimen politik, yang ada sentimen fundamental," ungkap Ellen.

Ellen mengatakan, PALM akan terus mencari perusahaan dengan prospek, kinerja, dan peluang yang dinilai dapat melancarkan target perseroan.

Ellen pun mengatakan bahwa ia optimis dengan fokus perseroan kepada investasi dengan jangka menengah ke panjang.

Berhubung nilai aset perseroan dinilai dari harga saham yang sedang tercatat di pasar, tentunya wajar saja jika adanya fluktuasi.

"Kita tidak khawatir karena untuk jangka panjang, ini investasinya bagus," tambah Ellen.

Sebagai informasi, sektor telekomunikasi dewasa ini disebut-sebut sebagai salah satu segmen yang cukup memiliki prospek besar di tengah sentimen yang hadir dari momentum tahun politik 2024.

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan bahwa pesta demokrasi diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi sektor telekomunikasi Indonesia.

“Jadi, jika dipasangkan dengan antisipasi kenaikan harga data dan penerapan strategi konvergensi, kami menginisiasi sektor ini dengan peringkat overweight,” ujarnya dalam sebuah riset yang dirilis beberapa waktu lalu.

Sejalan dengan potensi sektoral, Hardy merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebagai pilihan utama, mengingat neracanya yang relatif lebih sehat yang ditandai dengan net gearing hanya 24,1%.

Hardy menilai, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang mencatatkan net gearing masing-masing sebesar 168,5% dan 151,2%.

Oleh karena itu, lanjut Hardy, selain dapat mendistribusikan potensi dividen yang lebih tinggi, TLKM juga memiliki kemampuan lebih untuk membelanjakan anggaran belanja modal.

“Dana ini digunakan perseroan untuk meningkatkan segmen bisnis terkait lainnya, seperti pusat data, menara, dan layanan digital,” paparnya.

Dengan populasi lebih dari 275 juta orang per September 2022, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah India sebanyak 1,42 miliar, China sebesar 1,41 miliar, dan AS memiliki populasi sebanyak 333 juta jiwa.

“Selain mengantisipasi kenaikan harga data, untuk memonetisasi pasar yang sangat besar ini, beberapa pemain besar telah memulai strategi konvergensi antara layanan fixed broadband dan selulernya masing-masing," pungkas Hardy.