<p>Wakil Presiden Ma&#8217;ruf Amin /Foto:merahputih.com</p>
Industri

Literasi Ekonomi Syariah Rendah, Wapres Berharap Pada Fintech

  • Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks literasi syariah di Indonesia baru mencapai 16,3%

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih terbilang rendah. Untuk itu, ia berharap layanan keuangan financial technology (fintech) berbasis syariah dapat mendorong peningkatan indeks literasi ekonomi syariah masyarakat.

Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks literasi syariah di Indonesia baru mencapai 16,3%. Dengan begitu, ia berharap kepada pelaku fintech syariah agar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sistem ekonomi berbasis hukum Islam tersebut.

“Oleh karena itu, hadirnya LinkAja syariah ini diharapkan menjadi suatu bagian dari upaya peningkatan angka literasi tersebut,” ujar Ma’ruf Amin melalui keterangan pers saat diskusi virtual dengan petinggi LinkAja, Selasa 11 Agustus 2020.

Apalagi, menurutnya ekonomi dan keuangan syariah di dalam negeri memiliki potensi yang cukup besar. Dengan maraknya literasi ekonomi syariah, lanjut Ma’ruf, diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional yang sedang terkontraksi.

Tidak sampai disitu, dirinya juga meminta fintech syariah agar aktif dalam berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait. “Jadi dengan demikian, maka ekosistem (ekonomi syariah) ini nanti kita bangun di pemerintah maupun juga swasta, para dunia usaha dan BUMN,” imbuhnya.

Komisaris Utama PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja, Heri Supriadi menyampaikan pihaknya aktif berpartisipasi dalam upaya mengembangkan ekosistem syariah. Dia mengklaim layanan LinkAja Syariah telah memiliki lebih dari 140 ribu pengguna.

“Alhamdulillah dalam pertemuan ini, kami sampaikan pula bahwa LinkAja sebagai salah satu uang elektronik di Indonesia, turut ambil bagian dalam mengembangkan ekosistem syariah dengan mengeluarkan fitur Layanan Syariah LinkAja,” tutur Heri.