logo
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) menggelar launching Program Transaksi bagi nasabah yang bertransaksi di pusat perbelanjaan Bintaro Xchange Mall, Tangerang.
Fintech

Livin’ PayLater Bank Mandiri Tumbuh Pesat, Jumlah Pengguna Tembus 160.000

  • Livin’ PayLater dari Bank Mandiri mencatat pertumbuhan pesat di 2024 dengan lebih dari 160 ribu pengguna dan pencairan dana yang meningkat dua kali lipat. Bank Mandiri optimistis menghadapi 2025 dengan strategi keuangan yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang semakin positif.

Fintech

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Seiring digitalisasi industri keuangan,  PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melaporkan Layanan Buy Now Pay Later (BNPL), yaitu Livin’ PayLater, mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna serta realisasi pencairan dana sepanjang tahun 2024.

Hingga akhir 2024, jumlah pengguna Livin’ PayLater telah menembus angka 160 ribu. Layanan ini pertama kali diperkenalkan pada Desember 2023 dan tersedia melalui aplikasi Livin’ by Mandiri. Dengan batas kredit hingga Rp20 juta bagi nasabah, Livin’ PayLater dapat digunakan di berbagai merchant QRIS serta mitra Bank Mandiri.

Direktur Information Technology (IT) Bank Mandiri, Timothy Utama, mengungkapkan bahwa kinerja Livin’ PayLater terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif sepanjang 2024. “Hal ini terlihat dari jumlah pengguna yang telah melampaui 160 ribu, meningkat sebesar 23 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal IV-2024 pada Rabu, 5 Februari 2025.

Selain itu, Timothy menambahkan bahwa pencairan pembiayaan melalui Livin’ PayLater pada semester II 2024 mengalami lonjakan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan semester pertama tahun yang sama. “Pencairan Livin’ PayLater terus meningkat, di mana pada semester II 2024, nilainya telah tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan pencairan di semester I 2024,” katanya.

Dengan pertumbuhan yang pesat ini, Timothy menegaskan bahwa Bank Mandiri akan terus menjaga kualitas kredit. Bank Mandiri berkomitmen untuk mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Livin’ PayLater tetap jauh di bawah rata-rata industri.

Kunci Pertumbuhan Kinerja

Berdasarkan laporan keuangannya, sepanjang 2024 Bank Mandiri sukses meraup laba bersih Rp51,78 triliun. Pencapaian ini didukung oleh pendapatan bunga dan syariah bersih yang mencapai Rp101,75 triliun, tumbuh 6,12% (year-on-year/yoy) pada 2024.

Pada fungsi intermediasi, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 19,36% yoy menjadi Rp1.623,21 triliun per Desember 2024. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33%.

Dari sisi penghimpunan dana, Bank Mandiri mencatat total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, meningkat 7,74% yoy dari Rp1.576,94 triliun pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri mencapai 98,04% per akhir 2024, naik dari 86,75% pada tahun sebelumnya.

Selain itu, total aset Bank Mandiri tumbuh 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir 2024. Hal ini menunjukkan bahwa perseroan berhasil menjaga pertumbuhan secara berkelanjutan dan prudent.

Optimisme 2025

Sementara itu, dalam menyongsong 2025, Bank Mandiri optimistis terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan beberapa minggu lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan inflasi nasional yang terkendali di angka 1,57 persen pada Desember 2024 serta dorongan regulator untuk membangkitkan kembali gairah ekonomi.

"Kami memproyeksikan tren penurunan suku bunga akan terus berlanjut sepanjang 2025. Ini menjadi sinyal positif bagi dunia usaha dan masyarakat untuk kembali bergairah dalam berinvestasi serta melakukan ekspansi bisnis," ujar Darmawan.

Sejalan dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan semakin terakselerasi, mendekati aspirasi nasional menuju Indonesia Emas 2045. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam pertumbuhan dana masyarakat yang tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. Meski demikian, Bank Mandiri tetap optimistis dan berkomitmen untuk mendukung perekonomian secara optimal.