Lo Kheng Hong.
Nasional

Lo Kheng Hong: Investor Tajir Melintir yang Pilih Hidup Sederhana

  • Berinvestasi sejak umur 30 tahun, tepatnya pada 1989, saat ini Lo Kheng Hong memiliki nilai investasi ratusan miliar rupiah.
Nasional
Rizanatul Fitri

Rizanatul Fitri

Author

JAKARTA - Lo Kheng Hong merupakan investor ritel yang terkenal di pasar domestik. Kisahnya membukukan keuntungan dari pasar modal sudah tidak diragukan lagi. Tak heran, ceritanya dalam berinvestasi tak pernah habis diulas bahkan sering dijadikan bahan pembelajaran bagi investor-investor pemula.

Berinvestasi sejak umur 30 tahun, tepatnya pada 1989, saat ini Lo Kheng Hong memiliki nilai investasi ratusan miliar rupiah. Orang kaya yang kerap dipanggil Pak Lo ini terkenal dengan strateginya yang membeli saham di bawah harga wajarnya atau disebut dengan saham ‘undervalued’.

Lo Kheng Hong pertama kali untung miliaran rupiah ketika berinvestasi di saham PT United Tractor Tbk (UNTR) dengan harga Rp250 per saham. Kala itu tengah terjadi krisis moneter global yang turut berdampak pada perekomonian Indonesia.

Karena hal tersebut, nilai mata uang asing melemah dan UNTR merugi. Meski demikian, pengusaha kelahiran Jakarta itu yakin UNTR akan pulih seiring perbaikan ekonomi mengingat tata kelola dan fundamental UNTR yang bagus dan dinilai sehat.

Benar saja, setelah enam tahun berlalu akhirnya UNTR pulih dan harga sahamnya melonjak hingga menyentuh sekitar Rp15.000-an per lembarnya. Melonjaknya harga saham UNTR otomatis membuat nilai investasi Lo naik ribuan persen dan ia pun mendapat keuntungan hingga puluhan miliar.

Hingga saat ini, Lo tercatat mengoleksi saham dengan nilai kepemilikan 5% di beberapa emiten dan beberapa di antaranya di bawah 5%. Meski dapat hidup bermewah-mewahan, namun Lo memilih untuk hidup sederhana. 

Hal tersebut terlihat dari gaya berpakaiannya yang selalu tampak sederhana ketika diundang sebagai pembicara atau narasumber dalam berbagai acara bertemakan investasi.

Lo juga mengaku lebih suka menggunakan uangnya untuk sesuatu yang dapat terapresiasi (nilainya naik). Misalnya mobil, menurutnya harga mobil akan turun seiring berjalannya waktu sekalipun mobil mewah.

Ia juga tak terbebani ketika menggunakan mobil sederhana.  Dia justru tak khawatir akan dirampok serta tidak perlu merasa sungkan dengan tetangga. Diketahui, mayoritas masyarakat saat ini sering menilai derajat kekayaan seseorang dari harta benda yang dimilikinya.

Padahal, orang yang berpenampilan sederhana belum tentu kekurangan, bahkan bisa saja sebaliknya. Hal ini dapat terlihat dari Lo Kheng Hong dan beberapa orang terkaya di Indonesia dan dunia lainnya. Karena sebagai investor andal, ia memahami letak nilai sesungguhnya serta prioritas penting tidaknya suatu hal untuk hidupnya.