Emas perhiasan salah komoditas penyumbang inflasi Kota Balikpapan di Bulan November 2024
Makroekonomi

Logam Mulia dan Perhiasan Jadi Penyumbang Terbesar Ekspor Indonesia Maret 2024

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas logam mulia dan perhiasan/permata menyumbang peningkatan terbesar untuk nilai ekspor pada Maret 2024 yakni US$925,8 juta.

Makroekonomi

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas logam mulia dan perhiasan/permata menyumbang peningkatan terbesar untuk nilai ekspor pada Maret 2024 yakni US$925,8 juta.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan terjadi kenaikan 21,45% pada ekspor produk industri pengolahan, terutama dari logam dasar mulia. Sementara, ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mengalami kenaikan 16,08% didorong oleh peningkatan ekspor sarang burung.

“Komoditas dengan peningkatan terbesar dibanding Februari 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 925,8 juta dolar AS atau 206,58%,” ujar Amalia di Jakarta,   Senin, 22 April 2024.

Amalia mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$22,43 miliar atau naik 16,40% dari Februari 2024. Dibanding Maret 2023 nilai ekspor justru turun sebesar 4,19%.

Ekspor nonmigas pada Maret 2024 mencapai US$21,15 miliar, nilai ini naik 17,12% dibanding Februari 2024, dan turun 4,21% jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2023.

Peningkatan ekspor secara bulanan disebabkan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 17,12% dari US$18,05 miliar menjadi US$21,14 miliar. Demikian ekspor migas naik 5,62% dari US$1,21 miliar menjadi US41,28 miliar.

Dari sisi migas, ekspor minyak mentah naik 2,37% menjadi US$201,3 juta dan ekspor gas alam naik 16,31% menjadi US$587,0 juta. Sedangkan ekspor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 3,60% menjadi US$497,0 juta.

Komoditas lain yang juga meningkatkan nilai ekspor Indonesia adalah besi dan baja dengan ekspor senilai US$453,4 juta, lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$330,2 juta, mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya sebesar US$149,9 juta.

Adapun bahan bakar mineral sebesar US$68,0 juta, berbagai produk kimia sejumlah US$67,0 juta, alas kaki sebesar US$50,7 juta, kendaraan dan bagiannya sejumlah US$30,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$29,1 juta, serta bijih logam, terak, dan abu senilai US$18,8 juta.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas pada Maret 2024 disumbang oleh negara Cina sebesar US$4,75 miliar, Amerika Serikat senilai US$2,19 miliar, dan India sebesar US$1,78 miliar. Ketiganya berkontribusi 41,22% terhadap total ekspor.

Ekspor ke negara-negara ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) mencapai US$3,78 miliar dan US$1,42 miliar dolar AS pada Maret 2024.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia dari Januari-Maret 2024 tercatat sebesar US$62,20 miliar, menunjukkan penurunan sebesar 7,25% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023. Sementara, nilai kumulatif ekspor nonmigas mencapai US$58,30, turun 7,53%.