<p>Deretan mobil yang akan di ekspor di Site PT Indonesia Kendaraan Terminal, Sindang Laut, Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Lonjakan Penjualan Mobil Kerek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2021 Jadi 3,51 Persen

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 mencapai 3,51% secara tahunan.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 mencapai 3,51% secara tahunan (year on year/yoy). Ekonomi Indonesia tumbuh melambat sebesar 1,55% dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh sebesar 7,07% yoy.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, meski terjadi perlambatan, namun ekonomi Indonesia masih tumbuh baik pada kuartal III-2021. Pertumbuhan ini salah satunya ditopang oleh penjualan kendaraan bermotor karena adanya relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

Pertumbuhan ekonomi positif ini didorong oleh kenaikan volume penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) yang mengalami peningkatan sebesar 110,65% yoy atau sebanyak 234.070 unit.

Begitu juga dengan penjualan sepeda motor yang mengalami kenaikan 28,76% yoy atau sebanyak 1,52 juta unit.

Sementara, perdagangan besar dan eceran yang mencakup bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 3,27% didukung peningkatan suplai barang domestik dan impor.

Kinerja penjualan eceran ini terindikasi menurun lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penerapan PPKM Darurat yang diterapkan sejak Juli.

"Perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh 14,91%, disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan mobil sebagai dampak adanya relaksasi program PPnBM," ujar Margo dalam keterangan pers, Jumat, 5 November 2021.

Pertumbuhan positif juga tampak dari kenaikan harga pada sejumlah komoditas seperti komoditas makanan (minyak kelapa sawit, cokelat, dan kopi) dan komoditas hasil tambang (timah, nikel, dan alumunium) di pasar internasional.

Penjualan eceran untuk komoditas makanan, minuman, dan tembakau tumbuh sebesar 5,79%, juga menguat dibanding kuartal III-2020. Sedangkan untuk komoditas sandang; suku cadang dan aksesoris; serta peralatan informasi dan telekomunikasi mengalami kontraksi masing-masing sebesar 14,27%, 9,29%, dan 32,38%.

Komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga ikut mengalami perbaikan menjadi 2,29% dari tahun lalu 1,82%. Demikian halnya dengan transportasi dan komunikasi yang menyusut jadi minus 0,21% dari tahun minus 11,56%.

Lonjakan Ekspor dan Impor

Selain itu, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada kuartal III-2021 juga menunjukkan pertumbuhan positif.

Perbaikan ekonomi ini tampak juga dalam nilai ekspor komoditas mengalami peningkatan yang impresif sebesar 50,90%. Kenaikan ekspor terjadi pada komoditas migas, industri pengolahan, dan pertambangan.

Di sisi lain, nilai impor Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup baik sebesar 46,98%. Kenaikan impor terjadi pada komponen barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal.

"Perekonomian sebagian besar negara mitra dagang utama Indonesia mengalami peningkatan," papar Margo.

Meski mengalami perbaikan secara tahunan setelah tahun lalu tumbuh minus 3,49%, ekonomi secara keseluruhan belum menunjukkan sinyal perbaikan signifikan.

Perlambatan ekonomi ini terlihat pada beberapa mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat dari 12,2% (II-2021) menjadi 4,9% (III-2021), Tiongkok dari 7,9% (II-2021) menjadi 4,9% (III-2021), dan Singapura dari 15,2% (II-2021) menjadi 6,5% (III-2021).

"Merebaknya varian Delta pada triwulan III-2021 secara umum menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi, namun situasi perekonomian global pada triwulan III-2021 tetap tumbuh meski melambat," ujar Margo.