Nvidia dan CEO Jensen Huang
Tekno

Lonjakan Saham Nvidia Dorong Kekayaan Jensen Huang Tembus Rp1945 T

  • Kekayaan bersih Huang meningkat menjadi sekitar US$118,7 miliar atau setara Rp1.945 triliun, menuut data real time billioners Forbes.

Tekno

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Jensen Huang adalah salah satu pendiri Nvidia pada tahun 1993, dan menjabat sebagai CEO dan presiden perusahaan tersebut sejak saat itu. Lahir di Taiwan, Huang pindah ke Thailand saat masih kecil, namun keluarganya mengirim dia dan saudara laki-lakinya ke AS ketika kerusuhan sipil meningkat di negara Asia tersebut.

Di bawah kepemimpinan Huang, Nvidia menjadi kekuatan dominan dalam chip game komputer dan telah berkembang dengan merancang chip untuk pusat data dan mobil otonom. Dia memberi Stanford US$30 juta untuk sebuah pusat teknik dan, pada tahun 2022, memberikan US$50 juta kepada Oregon State University untuk sebuah pusat penelitian yang memiliki nama yang sama.

CEO Nvidia, Jensen Huang, kini menjadi orang terkaya ke-11 di dunia setelah kekayaan bersihnya bertambah lebih dari US$4 miliar atau setara Rp65,54 triliun. Ini merupakan peringkat tertinggi yang pernah dicapainya dalam daftar miliarder real-time Forbes.

Peningkatan kekayaannya ini didorong oleh lonjakan nilai perusahaan Nvidia yang memanfaatkan kecerdasan buatan, menjadikannya salah satu perusahaan publik paling bernilai di dunia.

Kekayaan bersih Huang meningkat menjadi sekitar US$118,7 miliar atau setara Rp1.945 triliun, menuut data real time billioners Forbes. Hal ini menempatkannya di depan Mukesh Ambani, orang terkaya di India, dan di belakang mantan CEO Microsoft Steve Ballmer.

Pada perdagangan Selasa, 19 Juni 20224, saham Nvidia naik lebih dari 3% menjadi US$135,70. 

Menurut Forbes, Huang—yang memiliki 3% saham di Nvidia—mengawali tahun ini dengan kekayaan bersih US$77 miliar, sebelum kapitalisasi perusahaan meningkat sebesar 177% menjadi US$3,33 triliun.

Nvidia mengatakan dalam pengajuan sekuritas bulan lalu, Huang akan menjual 600.000 saham perusahaan tersebut hingga Maret 2025, yang akan menghasilkan keuntungan lebih dari US$81,4 juta pada harga saham perusahaan saat ini.

Huang telah menjabat sebagai CEO dan presiden Nvidia sejak mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1993. Nvidia mulai go public pada tahun 1999 dan mengalami lonjakan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir karena perusahaan ini mendominasi pasar chip yang diperlukan untuk mendukung perangkat lunak kecerdasan buatan.

Nvidia baru-baru ini melakukan pemecahan saham—ketika perusahaan menambah jumlah saham tanpa mengurangi nilai saham, yang memotong harga saham Nvidia di bawah US$130 setelah diperdagangkan di atas US$1.200.

Nvidia belum lama ini melaporkan pendapatan kuartal I 2024 yang meningkat melampaui perkiraan. Penjualan melonjak lebih dari 200% selama tiga kuartal berturut-turut yang didorong oleh permintaan untuk prosesor kecerdasan buatan.