LPCK
Bursa Saham

LPCK Minta Restu Rights Issue 3 Miliar Saham, Potensi Raup Dana Segar Rp2,3 Triliun

  • PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sedang merencanakan peningkatan modal melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHETD) II atau rights issue, yang akan mencakup penerbitan hingga 3 miliar lembar saham.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sedang merencanakan peningkatan modal melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHETD) II atau rights issue, yang akan mencakup penerbitan hingga 3 miliar lembar saham.

Berdasarkan harga penutupan perdagangan pada Rabu, 9 Oktober 2024, yang berada di level Rp770 per saham, maka perusahaan dengan kode saham LPCK ini berpotensi meraih dana segar sebesar Rp2,3 triliun.

Nah, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk modal kerja dan penyertaan modal pada entitas anak usaha. Namun, rights issue ini bakal dilakukan apabila memperoleh persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), yang dijadwalkan berlangsung pada 15 November 2024.

Selain itu, manajemen LPCK mengingatkan bahwa pemegang saham yang tidak ikut serta dalam PMHMETD II akan menghadapi dilusi sebesar 52,82%. Saat ini, PT Kemuning Satiatama menguasai 80,83% saham perseroan, sementara sisa 19,17% dimiliki oleh masyarakat.

“Perseroan yakin bahwa penambahan modal melalui HMETD ini akan berdampak positif bagi kondisi keuangan kami. Tujuan utama dari aksi korporasi ini adalah untuk mengembangkan bisnis dan mendukung pertumbuhan kinerja keuangan perseroan serta anak usaha di masa mendatang,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 September 2024.

Dari sudut pandang kinerja keuangan, LPCK sukes mencatatkan pra-penjualan sebesar Rp741 miliar hingga kuartal II-2024, atau mencapai 52% dari target tahunan perusahaan sebesar Rp1,43 triliun. 

Berkat hal tersebut, pendapatan perseroan juga meningkat, tercatat mencapai Rp691 miliar pada paruh pertama 2024, naik 19,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Hak tersebut juga membuat laba bersih perseroan tercatat positif di angka Rp66 miliar. 

Peningkatan ini didorong oleh serah terima unit rumah tapak dan rumah toko yang lebih tinggi serta pendapatan dari lahan industri yang meningkat. Kenaikan ini berhasil menjaga EBITDA perusahaan tetap positif di angka Rp164 miliar, dengan margin sebesar 24% dari total pendapatan.