Pada tanggal 1 Februari 2024, LPEI, sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI, memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kepada PT INKA Multi Solusi (IMS), anak usaha dari PT INKA (Persero).
IKNB

LPEI Biayai Penjualan Gerbong Kereta ke Selandia Baru

  • Pada tanggal 1 Februari 2024, LPEI memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kepada PT INKA Multi Solusi (IMS), anak usaha dari PT INKA (Persero).
IKNB
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank secara resmi mendukung ekspor gerbong kereta buatan Indonesia ke Selandia Baru. 

Pada tanggal 1 Februari 2024, LPEI memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kepada PT INKA Multi Solusi (IMS), anak usaha dari PT INKA (Persero). 

IMS akan memproduksi ratusan gerbong barang tipe container flat top (CFT) wagon yang telah dipesan oleh UGL Australia dan akan dioperasikan oleh Kiwi Rail sebagai pengguna akhir di Selandia Baru. 


Dalam rangka mendukung proyek ini, LPEI menyediakan fasilitas total sebesar US$11,9 juta kepada IMS. Dana tersebut terbagi menjadi fasilitas pembiayaan senilai US$7,7 juta dan fasilitas penjaminan sebesar US$4,2 juta. 

Dukungan ini diberikan untuk meningkatkan daya saing industri strategis nasional di pasar global melalui skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Alat Transportasi (ATP), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 406/2021 tahun 2021. 

Maqin U. Norhadi, Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, menyatakan bahwa solusi LPEI melalui program PKE Alat Transportasi bertujuan untuk mendorong produk industri strategis Indonesia agar dapat bersaing secara global. 

Ekspor ini diharapkan dapat memperkuat reputasi Indonesia sebagai produsen gerbong kereta api berkualitas tinggi, menciptakan kepercayaan dari negara lain terhadap produk industri strategis Indonesia. 

Menurut Maqin, dukungan LPEI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan penerimaan devisa negara, tetapi juga diharapkan dapat menggerakkan ekosistem ekspor yang mampu menciptakan dampak pembangunan dan bisnis yang berkelanjutan. 

Hal ini sejalan dengan upaya LPEI untuk mendukung proyek-proyek strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Capaian ini tentunya akan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai sebuah negara produsen gerbong kereta api berkualitas dunia," kata Maqin melalui pernyataan tertulis kepada TrenAsia, Kamis, 1 Februari 2024. 

I Gede Agus Prayatna, Direktur Operasi PT INKA (Persero), menyatakan bahwa PT INKA (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus berupaya untuk menghasilkan produk kereta berkualitas dan memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan. 

Pesanan dari UGL Australia diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan berkelanjutan terhadap perekonomian Indonesia. 

Sebanyak 450 gerbong barang CFT senilai US$17 juta telah dipesan oleh UGL Australia kepada PT IMS. Batch pertama yang terdiri dari 60 unit gerbong datar dikirim menuju Selandia Baru pada tanggal 31 Januari 2024. 

Gerbong datar ini, yang merupakan hasil produksi IMS, dikirim tanpa instalasi komponen bogie dan coupler. Spesifikasi umum gerbong dibagi menjadi dua tipe, yaitu ukuran 40ft dan 50ft dengan berat kosong sekitar 15,2-17,2 ton dan daya angkut maksimum 62,9 ton. 

Pengiriman gerbong dilakukan melalui kapal dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Port Chalmers, Selandia Baru. 

"Kami beranggapan bahwa pasar Selandia Baru merupakan pasar yang tingkat memiliki quality sensitive yang cukup tinggi,” kata I Gede Agus Prayatna. 

Dukungan LPEI terhadap industri strategis nasional melalui program PKE Alat Transportasi tidak hanya mencakup proyek PT INKA (Persero) dan IMS. Sebelumnya, LPEI telah memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kepada PT Dirgantara Indonesia senilai US$55,9 juta untuk mendukung proyek pengadaan 6-unit pesawat NC212i yang dipesan oleh Department of National Defense/Armed Forces of Philippines (DND/AFP). 

Selain itu, LPEI juga memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kepada PT Nusantara Turbin Propulsi (PT NTP) untuk mendukung kontrak pemeliharaan pesawat dengan total fasilitas sekitar US$1,46 juta. 

Maqin menegaskan bahwa dukungan LPEI terhadap proyek-proyek strategis ini adalah implementasi nyata dari program Penugasan Khusus Ekspor yang diamanatkan oleh Pemerintah. LPEI berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan penerimaan devisa negara, dan membawa produk Indonesia ke panggung dunia. 

"LPEI akan terus berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan penerimaan devisa negara, dan membawa produk Indonesia berani mendunia.” kata Maqin