Ilustrasi Desa Devisa
IKNB

LPEI Siapkan Desa Devisa untuk Ekspor Produk Home Décor dan Kerupuk

  • Pada akhir Januari 2024, LPEI dan Pemprov Jawa Timur telah membentuk tiga cluster baru Desa Devisa di Bojonegoro dan Gresik dengan fokus pada produk kerajinan home decor, produk rotan, dan kerupuk.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menjalankan kolaborasi strategis untuk menggali potensi produk dari Desa Devisa di Jawa Timur agar dapat merambah pasar ekspor. 

Pada akhir Januari 2024, LPEI dan Pemprov Jawa Timur telah membentuk tiga cluster baru Desa Devisa di Bojonegoro dan Gresik dengan fokus pada produk kerajinan home decor, produk rotan, dan kerupuk.

LPEI akan memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada 640 perajin dari 22 desa di Bojonegoro dan Gresik, yang tergabung dalam tiga cluster Desa Devisa. 

Program pendampingan Desa Devisa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas akses pasar ekspor, sehingga mampu mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di desa tersebut.

Lebih dari 70% perajin yang terlibat dalam program ini adalah perempuan, menciptakan dukungan yang kuat terhadap peran perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal. 

Dengan mengidentifikasi potensi ekspor pada tiga produk tersebut, LPEI melalui program Desa Devisa menyelenggarakan serangkaian pelatihan dan pendampingan bagi UKM Ekspor, perajin, dan mitra binaan agar dapat bersaing di pasar ekspor.

Ilham Mustafa, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, menyatakan, kolaborasi antara LPEI dan Pemprov Jawa Timur menciptakan peluang besar bagi perajin dan mitra binaan di Bojonegoro dan Gresik untuk meningkatkan daya saing produk lokal, meraih pasar ekspor, dan menciptakan dampak sosial, lingkungan, serta berkelanjutan. 

“Program ini mencerminkan komitmen bersama LPEI dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan mengangkat potensi produk unggulan Indonesia ke pasar dunia,” kata Ilham melalui pengumuman yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 9 Februari 2024. 

LPEI akan terus memberikan dukungan teknis kepada perajin, termasuk penerapan standar produksi ekspor, benchmarking ke pabrik-pabrik yang telah sukses menembus pasar internasional, dan mengajak mitra binaan untuk berpartisipasi dalam pameran internasional, seperti Ambiente di Jerman.

Salah satu klaster, Desa Devisa Bojonegoro, terletak di Kecamatan Kasiman, menghasilkan kerajinan home decor unik dari limbah kulit jagung yang diolah oleh 65 perajin.

Para perajin, yang sebagian besar adalah ibu-ibu, telah dilatih untuk mengolah limbah kulit jagung menjadi berbagai produk kerajinan seperti lampu hias, wall decor, dan cermin dinding.

Dalam sebulan, para perajin menghasilkan lebih dari 5.000 produk home decor dengan harga jual antara Rp40.000 hingga Rp200.000 per produk. CV Grandis Home, sebagai mitra binaan LPEI, akan menyerap hasil kerajinan untuk dijual ke pasar ekspor di Belanda dan Korea Selatan.

Di sisi lain, Desa Devisa Rotan di Gresik, berpusat di Desa Domas, dikenal telah memproduksi kerajinan rotan seperti kursi, meja, dan produk anyaman lainnya sejak 1994. Sekitar 350 perajin, di mana 70% diantaranya perempuan, memproduksi berbagai kerajinan rotan sesuai dengan keinginan pembeli, baik itu desain modern maupun klasik. 

Produk ini dipasarkan oleh Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera, mitra binaan LPEI, untuk dipasarkan hingga diekspor ke Jepang.

Program ketiga adalah Desa Devisa Kerupuk Ikan yang dikelola oleh BUMDes Pahala di Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Sekitar 225 perajin kerupuk di BUMDes Pahala mengolah ikan segar menjadi kerupuk. 

Untuk menjaga kualitas dan rasa kerupuk, perajin menggunakan komposisi ikan lebih banyak, sehingga untuk satu kilogram kerupuk dibutuhkan dua kilogram ikan segar. 

Pendampingan LPEI kepada Desa Devisa Kerupuk Ikan bertujuan untuk membuka pasar ekspor ke Thailand, Malaysia, dan Belanda dalam waktu dekat.

Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi erat antara LPEI dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hingga tahun 2023, LPEI bersama Pemprov Jawa Timur telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 149 Desa Devisa, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi dengan Desa Devisa terbanyak di Indonesia. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, dalam Gebyar Ekspor Jatim Berdaya 2023, menyatakan bahwa Desa Devisa LPEI tidak hanya mendorong ekspor tetapi juga berupaya untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Jawa Timur.

Dengan potensi ekspor provinsi Jawa Timur yang mencapai US$20 miliar pertahun, provinsi ini menjadi yang ketiga terbesar dengan nilai ekspor tertinggi di Indonesia. 

Pada akhir tahun lalu, LPEI juga memperkuat kemitraan dalam membangun ekosistem ekspor dengan menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk pengembangan ekspor nasional.

Melalui upaya ini, LPEI dan Pemprov Jawa Timur terus memainkan peran kunci dalam menggerakkan perekonomian lokal, memberikan peluang bagi perajin, terutama perempuan, untuk tumbuh dan bersaing di pasar internasional, serta mengangkat potensi unggulan Indonesia ke panggung dunia. 

Program Desa Devisa tidak hanya menjadi dorongan ekonomi tetapi juga menjadi simbol keberhasilan kolaborasi yang berkelanjutan antara sektor publik dan swasta dalam memajukan ekonomi lokal.