LPS Proyeksi Kredit Perbankan Tumbuh 5 Persen pada Akhir 2021
- LPS memproyeksikan kredit perbankan akan tumbuh 3,2% sampai 5% pada akhir tahun 2021.
Industri
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan kredit perbankan akan tumbuh 3,2 persen sampai 5 persen pada akhir tahun 2021.
"Kredit ini penting karena menunjukkan bagaimana bekerjanya sistem intermediasi perbankan, yang sebelumnya terus tumbuh negatif, namun beberapa bulan ini terus positif dan kami harapkan sampai akhir tahun," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dalam konferensi pers, Rabu, 29 September 2021
Di sisi lain, ia juga memperkirakan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan akan tumbuh 10,2% pada 2021.
- Potensi IHSG Hari Ini Bullish di Akhir September, Berikut Saham Pilihan MNC Asset
- Kurs Dolar Hari Ini: Rupiah Diramal Melemah ke Rp14.280 Dihantui Tapering Off
- NH Korindo Harap IHSG Bergerak Lebih Tinggi, Saham Pilihan Hari Ini: ASII, UNVR, AKRA, JPFA, dan BMRI
Salah satu faktor yang mendorong keyakinan proyeksi tersebut yakni semakin banyaknya pasokan uang di perekonomian, yang terlihat dari laju pertumbuhan M0 atau based money. Pertumbuhan MO saat ini mendekati 20%, dari yang sempat minus 16% pada awal krisis COVID-19.
Dengan demikian, Purbaya menilai hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan tak lagi menempatkan uangnya di bank sentral dalam bentuk surat berharga maupun di tempat lain, melainkan sudah mulai menyalurkannya kepada sektor riil.
"Sekarang sistem keuangan kita siap untuk membiayai pemulihan atau pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat lagi ke depan," ujarnya.
Dengan semakin banyaknya uang di sistem perekonomian yang diiringi dengan pelonggaran bertahap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Purbaya meyakini proyeksi pertumbuhan kredit pada tahun 2021 tersebut bisa dilampaui dengan mudah.
"Ini artinya prospek ekonomi kita juga akan semakin membaik di bulan-bulan mendatang. Jadi ini sesuatu yang sangat positif yang membuat saya optimis sekali bahwa kita sudah betul-betul keluar dari ancaman yang membahayakan ekonomi Indonesia," ujar Purbaya.