Berbagai macam produk motor dan mobil listrik terbaru adu keunggulan dalam Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran 17-21 Mei 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Transportasi dan Logistik

Luhut Buka Opsi Tambah Sasaran Insentif Dorong Kendaaan Listrik

  • Pemerintah tetap harus memaksimalkan infrastruktur penunjang kendaraan listrik seperti stasiun pengisian daya, standarisasi baterai, hingga penjualan di hilir.

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui hingga saat ini memang realisasi pengguna motor listrik di masyarakat masih minim. Untuk mempercepatnya, pemerintah membuka peluang memperbesar sasaran insentif.

Luhut menjelaskan, saat ini pemerintah terus melakukan evaluasi dari kebijakan yang dibuat yaitu insentif. Sejalan dengan itu, pemerintah tetap harus memaksimalkan infrastruktur penunjang industri kendaraan listrik seperti stasiun pengisian daya, standarisasi baterai, hingga penjualan di hilir.

"Realisasi motor ini masih kita lihat satu bulan ke depan. Kita memungkinkan untuk membuka lebih lebar sasaran insentif tak hanya ke masyarakat kecil saja tetapi mungkin ke menengah," ujar Luhut di Kantor Marves, dilansir Selasa, 13 Juni 2023.

Meski agenda transisi ke kendaraan listrik adalah tugas semua lini. Namun Menko Marves ini meminta kepada pemimpin daerah untuk bisa mensosialisasikan peralihan ke kendaraan listrik.

Adapun pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7 juta bagi masyarakat yang ingin mengkonversi motor BBM menjadi motor listrik. Subsidi ini diberikan sejak 20 Maret 2023. 

Melansir laman Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa) pada Selasa, 13 Juni 2023 telah ada sebanyak 739 proses pendaftar, 7 terverifikasi dan 4 tersalurkan. Sedangkan pemerintah menyiapkan kuota untuk insentif motor listrik sebanyak 200 ribu. Sehingga masih tersisa 199.250 sisa kuota.

Sebelumnya, hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang mengatakan, minimnya minat kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dipicu oleh kultur atau cara pandang masyarakat yang belum sepenuhnya siap dan tertarik pada sektor ini.