Luhut Lebih Pilih Produksi KRL Lokal Ketimbang Impor Bekas Jepang
- Hingga saat ini opsi impor kereta KRL masih terus dibahas.
Nasional
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengaku lebih setuju dengan opsi penggunaan gerbong KRL produksi dalam negeri ketimbang impor bekas Jepang.
Luhut mengatakan, hingga saat ini opsi impor KRL masih terus dibahas pemerintah dan belum menemukan kesepakatan.
"Sampai sekarang masih kita bahas. Tapi kalau ditanya saya, saya lebih setuju bikin dalam negeri," kata Luhut saat ditemui di The Westin Jakarta, Selasa, 9 Mei 2023.
- Emiten Menara Grup Djarum Tebar Dividen Rp1,2 Triliun, Simak Jadwalnya
- Saat Bermain, Bocah 8 Tahun Menemukan Belati Berusia 3.700 Tahun
- BDDC Gandeng Grup Saratoga Luncurkan Data Center dalam Kota di Indonesia
- Berdiri Sebelum Majapahit, Inilah 6 Perusahaan Tertua di Dunia
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih berusaha melobi Luhut untuk melakukan impor darurat KRL sebanyak 10-12 rangkaian (trainset) setelah Lebaran atau awal Mei 2023.
Namun, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tetap tidak merekomendasikan impor KRL.
Kementerian BUMN kemudian melakukan perhitungan ulang terkait okupansi KRL agar menjadi bahan pertimbangan BPKP.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, ada dua hal yang difokuskan pemerintah untuk opsi impor tersebut.
Pertama melakukan pendekatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui pembangunan pabrik PT INKA di Banyuwangi, Jawa Timur. Kementerian BUMN tengah mengejar agar pabrik INKA ini bisa berproduksi pada 2026.
Kedua, Tiko melihat kebutuhan masyarakat, setidaknya dibutuhkan 10 hingga 12 kereta impor yang harus dipercepat prosesnya.
Tak hanya itu, Tiko mengatakan pihaknya sedang melakukan penelitian terhadap kerangka kereta yang ada. Agar bisa diketahui berapa banyak kereta yang bisa diretrofit (penambahan fitur atau teknologi baru).