Luhut Senang! Elon Musk Akhirnya Beli Nikel Senilai Rp74,8 Triliun untuk Baterai Tesla
- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim produsen mobil Tesla asal Amerika Serikat (AS) telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar atau Rp74,892 triliun (Kurs Rp14.915) untuk membeli bahan baterai dari perusahaan pengolahan nikel di Indonesia.
Nasional
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim produsen mobil Tesla milik Elon Musk telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar atau Rp74,892 triliun (kurs Rp14.915 per dolar AS).
Dana jumbo tersebut digunakan untuk membeli bahan baku baterai dari perusahaan pengolahan nikel di Indonesia.
Melansir dari Reuters, kontrak yang ditandatangani Tesla merupakan kontrak pembelian selama lima tahun. Nantinya, nikel yang dibeli akan digunakan dalam baterai lithium Tesla.
"Kami masih terus bernegosiasi dengan Tesla, tetapi mereka sudah mulai membeli dua produk unggulan dari Indonesia," kata Luhut melansir dari Reuters pada Senin, 8 Agustus 2022.
- Kapal Gandum Pertama Meninggalkan Ukraina, Ini Yang Bisa Kita Ketahui
- SR-71 Blackbird, Pesawat Canggih Ini Sempat Membuat Nyamuk Amerika Hidup Bahagia
- 120 Tahun Terpisah, Hercules Kembali Temukan Kepalanya
Kontrak kerja sama yang ditandatangi Tesla bekerja sama dengan perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di luar Morowali, pulau Sulawesi.
Sebelumnya, Indonesia memang sedang tertarik untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dan baterai di dalam negeri. Bahkan Indonesia telah menghentikan ekspor biji nikel untuk memastikan pasokan bagi investor.
Langkah tersebut telah berhasil menarik investasi dari raksasa baja China dan perusahaan Korea Selatan seperti LG dan Hyundai. Namun sebagian besar investasi nikel Indonesia selama ini, ditujukan untuk produksi logam mentah seperti nikel pig iron dan feronikel.
Pemerintah pun berencana untuk mengenakan pajak ekspor pada logam-logam ini, yang nantinya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan mendorong produksi dalam negeri.