<p>Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi pada Selasa, 12 Januari 2021 di Parapat, Sumatra Utara. / Dok. Kemenko Marves</p>

Luhut Teken MOU Keamanan Siber dan Teknologi dengan China

  • Indonesia dan China terkonfirmasi telah mendandatangani nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MOU) terkait pengembangan kapasitas keamanan internet dan teknologi. Kerja sama ini ditandatangini saat Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi berkunjung ke Indonesia pekan lalu.

Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Indonesia dan China terkonfirmasi telah mendandatangani nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MOU) terkait pengembangan kapasitas keamanan internet dan teknologi. Kerja sama ini ditandatangini saat Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi berkunjung ke Indonesia pekan lalu.

Dinikul The Star, dalam kunjungannya ke Indonesia, Wang sempat menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait kerja sama ini. Keduanya, kemudian sepakat untuk menjunjung tinggi keamanan digital dan menciptakan komunitas bersama yang fokus pada keamanan siber.

Walhasil, dalam nota kesepahaman antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Cyberspace Administration of China itu disepakati bahwa kedua negara harus saling menjunjung tinggi prinsip kedaulatan negara atas ruang siber. Baik China maupun Indonesia bakal bekerja sama dalam mendorong terwujudnya multilateral, demokrasi, dan tata kelola internet berskala internasional yang transparan.

Selain tu, keamanan data pribadi, serta pembentukan ekosistem dunia maya yang aman, terbuka, kooperatif, dan kondusif juga menjadi bagian dari nota kesepahaman itu.

Terkait hal ini, pakar kemanan Lembaga Riset Siber Indonesia Pratama Pershadha menilai, kerja sama antara China dan Indonesia ini merupakan langkah yang cukup tepat. Terlebih, China merupakan salah satu negara paling agresif dalam pengembangan jaringan 5G.

“Pada prinsipnya, Indonesia harus bisa bersikap netral meski di bawah tekanan Amerika Serikat (AS). Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki hak untuk bekerja sama dengan siapapun selama itu menguntungkan rakyat,” kata Pratama, Minggu, 24 Januari 2021.

Pratama berharap bahwa dengan adanya kerja sama ini, maka akan terjadi akselerasi pembangunan infrastruktur internet di Indonesia. Khususnya, terkait pengembangan jaringan Palapa Ring.

Plus, teknologi 5G yang saat ini tengah dikembangkan oleh Huawei. Ini akan mengakselerasi pengembangan infrastruktur 5G di Indonesia dengan mengambil contoh seperti yang dilakukan China di kota Sheinzen.

Sementara itu, pengamat IT Onno W Purbo mengungkapkan, upaya kerja sama Indonesia dengan China dalam urusan keamanan siber merupakan hal yang aman-aman saja. Asalkan, sambung dia, Indonesia bisa tetap independen dalam urusan keamanan data.

“Kita bisa kerja bareng, tapi jangan bergantung pada negara lain, teramsuk AS, Eropa, dan China. Indonesia bisa menjadi independen dengan mebangun teknologi sendiri,” kata Onno.