<p>Sumber: pln.co.id</p>
Korporasi

Lunasi Utang Rp600 Miliar, Laba Bersih Supreme Cable Manufacturing Turun 32,5 Persen

  • Emiten kabel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang cukup stabil pada tahun lalu. Emiten berkode SCCO ini mampu melunasi utang bank sebesar Rp600 miliar pada 2020.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Emiten kabel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang cukup stabil pada tahun lalu. Emiten berkode SCCO ini mampu melunasi utang bank sebesar Rp600 miliar pada 2020.

Aksi pelunasan itu berdampak pada menciutnya total liabilitas perusahaan yang susut hingga 62,71%. Total liabilitas perusahaan tercatat menjadi Rp469 miliar dari sebelumnya Rp1,25 triliun pada 2019.

“Perubahan hingga lebih dari 20% atas total liabilitas dinilai perseroan hal yang wajar dalam aktivitas bisnis,” tulis Direktur Keuangan kabel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk Nicodemus M Trisnadi yang dikutip, Selasa 13 April 2021.

Aksi perusahaan menyusutkan liabilitas juga bertujuan memperlebar jarak rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER). 

Menimbang total ekuitas perusahaan sebesar Rp3,2 triliun dan liabilitas sebesar Rp469 miliar, diketahui DER SCCO mencapai 0,14 kali. Itu artinya, perusahaan memiliki modal bersih yang jauh lebih banyak dibandingkan total kewajiban utang.

Pendapatan Turun 

Kendati demikian, perusahaan tidak menampik adanya pandemi COVID-19 membuat bisnis perusahaan sedikit terganggu. Hal ini nampak dari pendapatan SCCO yang menurun 23,8% dari Rp5,7 triliun pada 2019 menjadi Rp4,6 triliun pada 2020.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menjadi mitra bisnis utama perusahaan dalam kontribusinya terhadap pendapatan. PLN tercatat berkontribusi paling besar terhadap pendapatan sebesar Rp1,16 triliun atau 25,28% dari total pendapatan.

Di sisi lain, penurunan pendapatan berbanding lurus dengan beban perusahaan. Beban pokok penjualan SCCO merosot dari Rp5 triliun pada 2019 menjadi Rp4,09 triliun pada 2020.

Beban keuangan perusahaan bahkan berkurang 166% dari Rp55,7 miliar menjadi Rp20 miliar pada 2020. Perusahaan juga berhasil menambah pemasukan pada pos pendapatan keuangan menjadi Rp15 miliar pada 2020 dari sebelumnya Rp9,7 miliar saja pada 2019.

Maka, perusahaan mencatatkan laba bersih pada 2020 sebesar Rp237 miliar. Capaian itu turun 32,5% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp315 miliar. 

Dengan begitu, perusahaan mampu menyetorkan laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1.157 per lembar saham. Angka itu juga menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.533 per lembar saham.