M982 Excalibur, Membawa Mitologi Pedang Raja Arthur di Perang Ukraina
- Dalam mitologi, Excalibur adalah pedang legendaris Raja Arthur. Ini adalah senjata yang sangat tangguh sehingga kadang-kadang dikaitkan dengan kekuatan gaib. Oleh karena itu siapa pun yang memilikinya adalah penguasa sah bangsa.
Tekno
JAKARTA-Dalam mitologi, Excalibur adalah pedang legendaris Raja Arthur. Ini adalah senjata yang sangat tangguh sehingga kadang-kadang dikaitkan dengan kekuatan gaib. Oleh karena itu siapa pun yang memilikinya adalah penguasa sah bangsa.
Dan mungkin amunisi artileri M982 Excalibur mengusung mitologi tersebut. Sebuah amunisi yang juga telah masuk ke medan perang Ukraina.
Pada pertengahan Juli, The New York Times melaporkan bahwa Amerika telah 1.000 butir amunisi howitzer 155 ke Ukraina. Gedung Putih menyebut amunisi lebih mampu dan lebih akurat dibanding peluru biasa. Dan amunisi itu adalah Excalibur. Beberapa bulan sebelumnya, Kanada juga telah mengirim Ukraina beberapa peluru kendali GPS yang akurat ini.
Menurut Forbes, Amerika Serikat telah mengirim setidaknya 126 howitzer M-177 ke Angkatan Darat Ukraina. Beberapa negara juga telah mengirim senjata yang sama. Howitzer 155 mm inilah yang digunakan untuk mengirim proyektil presisi Excalibur.
- Sharp Bangun Pabrik AC Senilai Rp528 Miliar di Indonesia, Berpotensi Serap 1.000 Pekerja
- Serbu 6 Promo Hari Kemerdekaan Indonesia, Ada Bakso Boedjangan hingga KFC
- Subsidi BBM Terus Membengkak, Sri Mulyani Beri Lampu Kuning untuk Pertamina
M982 Excalibur adalah amunisi arteleri jarak jauh dipandu GPS. Senjata dirancang untuk menyerang target stasioner dengan akurasi tepat.
M982 menjadi penerus proyektil artileri dipandu laser M712 Copperhead. Pengembangan dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1992 oleh Raytheon dan BAE Systems. Raytheon memasok sistem panduan, sementara BAE Systems memproduksi bodi, pangkalan, dan muatan.
Pada tahun 2004, program pengembangan digabungkan dengan program Swedia dan Amerika untuk membuat amunisi artileri dipandu. Selama pengembangan dan uji coba itu dikenal sebagai XM982.
Uji coba penembakan pertama Excalibur dari howitzer M777 berlangsung pada tahun 2003. Sedangkan produksi awal tingkat rendah sebanyak 500 peluru disetujui pada tahun 2005. Uji coba operasional amunisi dari M777A2 selesai pada tahun 2007.
Excalibur pertama kali digunakan secara operasional di Irak pada tahun 2007. Performanya dinilai sangat mengesankan. Tembakan terbukti sangat akurat dengan CEP hanya 5 meter. Pada tahun 2015 Amerika Serikat merencanakan pengadaan sebanyak 7.474 Excalibur.
Sangat mahal
Excalibur sangat mahal terutama untuk ukuran amunisi arteleri. Pada tahun 2016 harga per amunisi termasuk biaya pengembangan dilaporkan mencapai lebih dari US$258.000. Ini sekitar Rp3,7 miliar per bijinya dengan nilai dolar sekarang (kurs Rp14.600). Ini menjadikan Excalibur bahkan lebih mahal daripada howitzer M777 yang menembakkannya.
Pada tahun 2016 biaya per unit dikurangi menjadi US$100.000 atau hampir Rp1 miliar. Sebagai perbandingan amunisi standar M777 yang ditembakkan harganya tidak sampai Rp20 juta per unitnya.
- Jalan Terjal Garuda Indonesia Kembalikan Masa Kejayaan Angkut Puluhan Juta Penumpang per Tahun
- Pengumuman! Pegadaian Beri Pembebasan Bunga Selama 45 Hari untuk Nasabah dengan Pinjaman Segini
- Selain Indonesia, Ini Negara yang Lolos dari Jurang Resesi
Excalibur digunakan oleh Angkatan Darat dan Korps Marinir Amerika. Pada tahun 2018 lebih dari 1.400 peluru Excalibur ditembakkan dalam pertempuran
Amunisi ini juga digunakan oleh Swedia, Australia, Kanada, India, dan Belanda. Norwegia juga menyatakan minatnya untuk mendapatkan putaran terpandu ini.
Selain kompatibel dengan M777, Excaliburjuga bisa ditembakkan dari M109A6 Paladin, dan M109A7. PzH 2000 Jerman, K9 Thunder Korea Selatan, Tipe 99 Jepang serta sejumlah sistem artileri 155 mm lainnya juga bisa menggunakannya.
Excalibur memiliki sirip lipat ke depan. Karena stabilisasi siripnya proyektil ini memiliki akurasi yang hampir tepat. Pengalaman operasional tahun 2007 di Irak mengungkapkan bahwa 92% amunisi jatuh dalam jarak 4 meter dari target. Satu peluru Excalibur dapat mengenai target yang membutuhkan antara 10 dan 50 peluru artileri terarah
Selain panduan GPS , Excalibur juga memiliki panduan inersia, yang tidak hanya memungkinkan proyektil untuk mempertahankan busur balistiknya, tetapi juga memungkinkan beberapa kemampuan panduan saat GPS tidak dapat digunakan.
Excalibur menggunakan berbagai jenis amunisi tergantung pada variannya. Versi dasar amunisi ini memiliki bobot 48 kg dan membawa hulu ledak High Explosive (HE) 22 kg. Sementara jangkauan serangnya adalah 40 km. Ini meningkat dibandingkan produksi awal yang memiliki jangkauan maksimum 23 km.
Di medan perang Ukraina sistem arteleri yang menembakkan Excalibur memang masih jauh dibandingkan dengan kemampuan HIMARS. Tetapi baik Amerika maupun Ukraina mengklaim senjata ini telah ikut mengubah pertempuran. Amunisi ini telah digunakan untuk menghancurkan sejumlah target seperti pos komando, arteleri, tank, dan kendaraan lapis baja lainnya.