Mahal! IKN Ragu Pakai Hidrogen Hijau Sebagai Sumber Energi
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan wacana Ibu Kota Nusantara (IKN) menggunakan hidrogen hijau sebagai salah satu sumber energi alternatif pada 2038 nampaknya masih akan menemui ganjalan.
Energi
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan wacana Ibu Kota Nusantara (IKN) menggunakan hidrogen hijau sebagai salah satu sumber energi alternatif pada 2038 nampaknya masih akan menemui ganjalan.
“Kalau dibilang bisa tercapai, bisa saja. Tapi bikin hidrogen kan dilihat ongkosnya dulu berapa, karena tidak murah, dan dilihat berapa kebutuhannya,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.
- Setelah Perancis, Uni Eropa akan Larang Penjualan iPhone 12 Karena Masalah Radiasi
- Kouta Tiket Habis, KCIC Akan Buka Kembali Uji Coba Tahap II
- Pantai Bali Selalu dapat Sampah Kiriman, MOL Gandeng BWC Inisiatif Bersihkan
Selain itu, tantangan lainnya dalam penggunaan hidrogen hijau, di antaranya bagaimana membuat hidrogen layak secara ekonomi, menarik secara finansial, dan bermanfaat untuk masyarakat. Jika melihat dari segi pasokan (supply), hidrogen sendiri masuk sebagai salah satu strategi utama Pemerintah dalam menjalankan peta jalan (roadmap) menuju netral karbon pada 2060.
Maka Menteri ESDM ini berharap, penerpaannya dapat menjadi salah satu kontributor transisi energi yang memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global.
Melansir Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat bahwa diperlukan pendanaan investasi sebesar US$800 juta atau Rp12,46 triliun untuk mengejar target kapasitas produksi hidrogen hijau sebesar 328 megawatt (MW) pada awal 2030.
Nilai investasi diprediksi akan makin besar seiring peningkatan produksi hidrogen hijau dari tahun ke tahun. Menurut IESR, kapasitas produksi hidrogen hijau di Indonesia akan mencapai 52 gigawatt (GW) pada 2060 dengan total investasi mencapai US$25 miliar.