Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Maja Agung Latexindo (SURI) jadi Emiten ke-79 yang IPO di 2023

  • Maja Agung Latexindo (SURI) sebuah emiten di bidang produksi sarung tangan latex ini secara mantap menjadi ke-79 yang IPO tercatat di pasar modal pada 2023.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Maju Agung Latexindo Tbk (SURI) baru saja mencatatkan saham perdanannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 07 Desember 2023. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan latex ini secara mantap menjadi ke-79 yang IPO tercatat di pasar modal pada 2023.

Berdasarkan data BEI pada pukul 09.00 WIB tadi, saham SURI mengalami penurunan sebesar 2,94%, hingga mencapai posisi Rp165 per saham dari harga IPO yang telah ditetapkan sebesar Rp170 per saham. Terpantau rentang pergerakan saham ini berada di antara Rp160 hingga Rp174 per saham. 

Pada sesi perdagangan pagi tadi, tercatat saham SURI telah ditransaksikan sebanyak 36,69 juta saham melalui 2.458 kali transaksi, dengan total nilai transaksi mencapai Rp6,44 miliar. Kapitalisasi pasar SURI juga terpantau mencapai angka Rp1,08 triliun.

Direktur Utama Maja Agung Latexindo Imelda Lin menegaskan bahwa tingkat transparansi dan akuntabilitas SURI di Bursa Efek Indonesia akan menjadi pendorong utama dalam memberikan produk sarung tangan dengan kualitas dan mutu yang lebih unggul.

“Kami percaya dengan melantainya PT Maja Agung Latexindo Tbk di Bursa Efek Indonesia kami dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat, para stakeholders kami," ungkap Imelda dalam keterangan resmi pada, Kamis 07 Desember 2023. 

Profil SURI

PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) berdiri di Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), pada tanggal 25 Oktober 1988. Sesuai dengan akta perseroan, SURI adalah perusahaan yang berfokus pada industri barang dari karet. Adapun bidang yang diproduksi sarung tangan latex terutama untuk keperluan kesehatan baik secara medis maupun non-medis.

Asal tahu saja, fasilitas produksi pertama SURI terletak di Kab. Deli Serdang, Sumut ini digunakan sebagai pusat pengolahan lateks menjadi sarung tangan atau barang jadi. Sementara itu, fasilitas produksi lainnya berada di Kab. Labuhan Batu, Sumut, berfungsi sebagait tempat pengolahan getah karet menjadi lateks siap proses.

Selama hampir 35 tahun berkiprah, SURI telah menghasilkan beberapa merek produk dan memiliki jaringan pemasaran yang mencakup Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

Berdasarkan prospektus Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Rabu, 06 Desember 2023, SURI dikatakan melantai di BEI dengan harga penawaran saham perdana sebesar Rp170 per saham. 

Nominal itu adalah titik tertinggi dari skema book building di kisaran Rp160-170 per saham. Dengan melepas sebanyak-banyaknya 1.266.875.000 saham biasa atau sebesar 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, SURI akan meraup dana segar sebesar Rp215,36 miliar. 

Dalam aksi korporasi ini, SURI menunjuk Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin efek. SURI juga tercatat dalam papan pengembangan. Selain itu, SURI juga terdaftar sebagai efek syariah melalui Keputusan Nomor: KEP-84/PM.0.2/2023 tentang Penetapan Saham PT Maja Agung Latexindo Tbk. (SURI).

Siap Bidik Pasar Eropa

Imelda mengatakan dana yang terkumpul dari aksi korporasi itu digunakan sebagai penunjang kebutuhan perseroan. “Penggunaan dananya untuk menunjang dana belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang diproyeksikan dapat meningkatkan penjualan dan laba perseroan,” jelasnya dalam keterangan resmi, pada Selasa, 5 Desember 2023. 

Imelda merincikan alokasi capex sebesar 3,11% akan digunakan manajemen untuk pembangunan fasilitas pengolahan limbah, dan sekitar 1,53 persennya akan digunakan untuk pengembangan software penunjang operasional.

Selanjutnya, kata dia, dana hasil IPO sekitar 50,55% untuk operational expenditure (opex), dengan rincian 9,61% untuk penambahan daya listrik di area pabrik, dan 40,49% untuk modal kerja.

“Dana dari hasil IPO sekitar 49,45% setelah dikurangi biaya – biaya emisi akan digunakan sebagai capital expenditure (capex). Secara rinci, 20,26% untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik, dan kantor. Lalu, 24,55% rencananya akan digunakan untuk penambahan dan remodifikasi mesin produksi yang dimiliki,” tambahnya.  

Imelda menambahkan dengan potensi pasar alat kesehatan yang besar di Indonesia dan adanya pandemi yang kembali merambah di seluruh dunia, SURI berkomitmen untuk memanfaatkan peluang tersebut secara optimal tak terkecuali merambah pasar Eropa.

Supaya menjadi salah satu pelaku utama ekspor ke pasar Eropa, kata Imelda, SURI bakal mengadopsi lini bisnis berbasis green economy. “Setelah IPO ini, perusahaan tengah membidik beberapa negara Eropa sebagai tujuan ekspor berikutnya. Sehingga, menunjukkan perusahaan merupakan produsen alkes) yang penjualan terbesarnya adalah ekspor," tutupnya.

5 Perusahaan Aset Jumbo Antre

Sebelumnya dilaporkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat masih terdapat 64 rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) dalam pipeline penghimpunan dana di pasar modal

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, dari 64 rencana IPO tersebut terdapat lima perusahan yang memiliki nilai indikasi di atas Rp500 miliar. 

"Sampai saat ini masih terdapat pipeline di pipeline ada 64 perusahaan yang di pipeline OJK dan lima di antaranya itu memiliki nilai indikasi di atas Rp500 miliar,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, pada Senin, 4 Desember 2023. 

Namun, Inarno menegaskan bahwa ini hanyalah indikasi awal, dan OJK belum dapat memprediksi bagaimana kondisi pada tahun 2024 akan berkembang karena sangat bergantung pada situasi global.