Majalah National Geographic PHK Sisa Staf Penulisnya
- National Geographic tidak akan lagi menjual produknya di kios koran Amerika Serikat (AS).
Korporasi
JAKARTA - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus berlanjut. Kali ini National Geographic dilaporkan telah memberhentikan sebanyak 19 staf editorial terakhirnya dan tidak akan lagi menjual produknya di kios koran Amerika Serikat (AS).
Melansir The Guardian, pada Jumat, 30 Juni 2023, sebanyak 19 staf editorial terkena dampak PHK dan beberapa staf mengkonfirmasi berita tersebut di Twitter.
“Saya sangat beruntung. Saya bekerja dengan jurnalis yang luar biasa dan menceritakan kisah global yang penting. Ini suatu kehormatan,” cuit Craig Welch salah satu penulis senior National Geographic di Twitter.
- Target Nol Emisi, Pengamat: Pertamina Harus Jadi Pelopor Menuju Transisi Energi
- SIMBARA: Aplikasi Pengawasan PNBP dan Tata Niaga Minerba Milik Negara
- PLN Prediksi Beban Listrik Jakarta Naik 13,19 Persen Selama Libur Panjang Iduladha
Peralihan ke Media Digital
National Geographic menjelaskan, pekerjaan editorial di masa depan akan dilakukan oleh penulis lepas dan beberapa editor yang tersisa sebagai staf. Maka, sebagai bagian dari langkah-langkah pemotongan biaya majalah tersebut tidak akan lagi tersedia di kios koran di AS mulai tahun depan.
Kondisi ini disebut terjadi lantaran beralihnya era media cetak ke media digital. Di tengah perubahan media, National Geographic sampai saat ini masih menggunakan metode peliputan dan produksi berita yang menghabiskan waktu berbulan-bulan.
Meski begitu, pemberhentian staf penulis tidak akan mempengaruhi rencana perusahaan untuk terus menerbitkan majalah bulanan.
Sebelumnya, isu serangkaian PHK besar-besaran mengguncang industri media dalam beberapa bulan terakhir. Pada akhir November, CNN mulai memberhentikan ratusan staf di berbagai area perusahaan.
Ini adalah PHK putaran kedua yang dilakukan perusahaan tahun lalu setelah menangguhkan platform streaming CNN+ senilai US$100 juta hanya tiga minggu setelah debutnya dan berdampak pada 350 karyawan.
Pada Desember 2022, CEO Buzzfeed Jonah Peretti mengumumkan bahwa 12% staf perusahaan media digital, hampir 200 orang, akan diberhentikan. Pengumuman itu menyebabkan saham perusahaan itu mencapai titik terendah sepanjang masa di US$1,06 per saham.
Vice Media, yang mengoperasikan platform online dan siaran, juga memberhentikan sekitar selusin karyawan dan pada Mei 2023 dan mengajukan kebangkrutan. Langkah ini tampaknya menjadi lonceng kematian Vice, yang memangkas 250 orang pada 2019.